Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenag: Menteri yang Harus Bertanggung Jawab

Kompas.com - 03/08/2012, 17:38 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengungkapkan, bahwa Menteri Agama Suryadharma Ali harus bertangung jawab dalam pengadaan Al Quran di Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat Islam Kementerian Agama 2010-2011.

Proyek pengadaan tersebut, tengah diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi. "Ya kan yang seharusnya bertanggung jawab semuanya harus menteri," kata Nasaruddin di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (3/8/2012) saat ditanya apakah menteri mengetahui proyek itu atau tidak.

Nasaruddin dimintai keterangan penyelidik KPK seputar proyek pengadaan Al Quran selama kurang lebih delapan jam.

Menurut Nasaruddin, dirinya dimintai keterangan selaku kuasa pengguna anggaran proyek saat itu. "Pada pengadaan Al Quran dan alhamdulillah kita sudah berikan keterangan," ujarnya.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, lanjut Nasaruddin, siapapun yang nanti dinyatakan terlibat oleh KPK seharusnya bertanggung jawab.

Nasaruddin juga mengatakan, pihak Kemenag telah membentuk tim untuk mengusut indikasi tindak pidana korupsi ini secara internal.

Mengenai hasilnya, Nasaruddin hanya menjawab Kemenag akan mengusut hingga tuntas. Terkait proyek, menurut Nasaruddin, tidak ada penunjukan langsung dalam penetapan rekanan. Proses pengadaannya, kata dia, dilakukan melalui tender.

Seperti diberitakan sebelumnya, KPK menyelidiki proyek pengadaan Al Quran di Kemenag. Proyek ini terkait dengan kasus dugaan suap penganggaran Al Quran dan laboratorium madrasah tsanawiyah yang melibatkan anggota DPR, Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetya.

Keduanya diduga menerima suap senilai Rp 4 miliar lebih terkait penganggaran proyek tersebut. Sementara dalam penyelidikan proyek ini, fokus KPK adalah dugaan indikasi tindak pidana korupsi yang dilakukan oknum Kemenag terkait proses pengadaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com