Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical: Banyak Pihak Tak Ingin Golkar Besar

Kompas.com - 30/07/2012, 20:04 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical, menilai munculnya berbagai pemberitaan miring mengenai internal Golkar lantaran banyak pihak yang tidak ingin Golkar terus berkembang menjelang Pemilu 2014. Hal itu dikatakan Ical ketika acara sarasehan antara pengurus Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dengan sesepuh Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (30/7/2012). Para sesepuh Golkar yang hadir, yakni Jusuf Kalla, Ginandjar Kartasasmita, Cosmas Batubara, dan Utoyo Usman.

Ical mengklaim bahwa Partai Golkar saat ini menjadi parpol yang paling besar. Acuan dia, yakni menjadi pemenang 59 persen pemilu kepala daerah di Indonesia dan menempati elektabilitas teratas berdasarkan berbagai hasil survei.

Ical mengatakan, hanya Golkar satu-satunya parpol yang bisa mendapat elektabilitas di atas 20 persen. "Tentu dalam keadaan sekarang yang mencapai kemenangan besar dan survei yang tinggi, maka banyak sekali angin yang berembus. Makin tinggi pohon, makin besar anginnya. Banyak sekali pihak yang ingin memecah belah Golkar, ingin memancing-mancing agar ada satu statmen yang seolah-olah partai pecah," ucap Ical.

Bakal calon presiden dari Golkar itu menambahkan, yang terpenting saat ini adalah kesadaran dari seluruh kader Golkar untuk meningkatkan soliditas di internal. Partai harus berjalan dengan peraturan yang ada. Selain itu, lanjut dia, semua keputusan partai harus dilaksanakan secara konsekuen.

Ical meyakini bahwa Partai Golkar akan mendapatkan suara di atas 30 persen di Pileg 2014. Dia juga meyakini, tokoh-tokoh Golkar tidak bisa dipecah belah.

Seperti diberitakan, isu konflik di internal Golkar paling besar terkait pengusungan capres dan cawapres di Pemilu 2014. Penetapan Ical sebagai capres dinilai tidak demokratis lantaran tidak mengakomodasi tokoh Golkar lain seperti Jusuf Kalla. Sebaliknya, DPP Golkar membantah penilaian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com