Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Instruksi Presiden Tak Dianggap oleh Polisi

Kompas.com - 28/07/2012, 13:08 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kekerasan oleh Satuan Brimob Kepolisian Negara Republik Indonesia saat merespons konflik lahan di PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, memperlihatkan bahwa instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun tak dianggap oleh polisi.

"Omongan Presiden bahkan tidak didengar oleh polisi. Hanya manis di lidah saja, tidak dilanjutkan dengan perintah yang jelas tentang siapa yang harus membuat tim, anggotanya siapa saja, bekerja sejak kapan, dan seterusnya. Meski aparat tahu dan mendengar pidato Presiden tersebut, mereka menganggap baru diwacanakan, belum akan ditindaklanjuti," kata Deputi Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Iwan Nurdin, Sabtu (28/7/2012).

Seperti diberitakan, Angga bin Dharmawan (12) tewas tertembak saat terjadi bentrok antara warga dan polisi di Desa Limbang Jaya I dan II, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (27/7/2012) siang. Empat warga lainnya terluka terkena tembakan dalam konflik berlatar belakang konflik lahan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis. Korban masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Padahal, seusai menggelar Sidang Kabinet di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (25/7/2012), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan pembentukan tim terpadu guna menyelesaikan konflik lahan antara warga dan PTPN VII Cinta Manis di Ogan Ilir.

Presiden meminta penyelesaian sengketa lahan tersebut dilakukan secara komprehensif, tak hanya melalui pendekatan hukum, tetapi juga sosial dan budaya.

Menurut Iwan, kejadian tersebut mengulang kembali kejadian akhir tahun 2009 ketika 23 orang warga Desa Rengas tertembak oleh Brimob Polda Sumsel akibat konflik lahan dengan PTPN VII.

"Kali ini bahkan lebih kejam karena diawali dengan sweeping di kampung-kampung yang bersebelahan dengan perkebunan, penangkapan, sebelum kejadian penembakan membabi buta," sebut Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com