Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Minta Maaf ke Bakrie, Harto Sangat Kecewa

Kompas.com - 26/07/2012, 15:57 WIB
Idha Saraswati W Sejati

Penulis

SIDOARJO, KOMPAS.com— Harto Wiyono (42), korban lumpur Lapindo yang mengawal Hari Suwandi (44) melakukan aksi jalan kaki dari Porong ke Jakarta mengaku sangat kecewa. Tanpa sepengetahuannya, Hari Suwandi melakukan wawancara di televisi dan menyatakan permintaan maaf kepada keluarga Aburizal Bakrie.

"Saya sangat kecewa. Apa yang diucapkan Pak Hari di awal berubah sama sekali. Padahal, jalan kaki dari Porong ke Jakarta ini ide dia sendiri," ujarnya, Kamis (26/7/2012).

Harto Wiyono juga adalah seorang korban lumpur Lapindo. Ia mengawal Hari melakukan aksi jalan kaki selama 25 hari dengan menaiki sepeda motor kreditan yang baru diambil dari dealer. Ia juga mendampingi Hari selama berada di Jakarta.

"Janjinya dulu Pak Hari mau tetap di Jakarta sampai tuntutannya agar korban lumpur dilunasi semua ternyata sekarang berubah," ujarnya.

Menurut dia, saat sudah berada di Jakarta, keluarga Hari dan sejumlah korban lumpur menyusul mereka. Pada 14 Juli lalu, ia diminta Hari mengantar istrinya pulang ke Porong karena orangtua istrinya meninggal. Harto pun pulang bersama istri Hari.

Pada 22 Juli, ia berangkat lagi ke Jakarta untuk menemani Hari. Pada 23 Juli, ia telah kembali bersama Hari menginap di wisma Kontras Jakarta. Pada Rabu (25/7/2012) petang, Hari minta izin keluar untuk membeli susu bagi cucunya yang ikut ke Jakarta.

"Ternyata dia bukan beli susu, tetapi pergi untuk wawancara di TV One," tuturnya.

Dalam wawancara itu, Hari Suwandi mengaku menyesal telah melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta. Penyesalan itu ia sampaikan saat berbicara dalam program Apa Kabar Indonesia di TV One pada Rabu (25/7/2012) malam.

Dalam tayangan langsung yang dipandu Indiarto Priadi itu, Hari mengaku menyesal karena selama 16 hari berada di Jakarta tidak ada wakil pemerintah yang menemuinya. Padahal, tujuannya ke Jakarta adalah menemui pemerintah agar menyelesaikan permasalahan korban lumpur di Sidoarjo. Hari lalu meminta maaf kepada keluarga Bakrie.

"Karena, untuk saat ini saya yakin dan percaya keluarga besar Bapak Aburizal Bakrie mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di Sidoarjo, khususnya keluarga besar korban lumpur Lapindo, eh, keluarga korban lumpur Sidoarjo yang berada di Perpres 14 Tahun 2007," tuturnya. Hari bahkan sempat menangis saat mengucapkan penyesalannya.

Dalam wawancara sepanjang 12 menit itu, Hari juga menyatakan bahwa dirinya jalan kaki ke Jakarta karena diprovokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sejak wawancara itu, Harto tidak bisa mengontak Hari. Ia mengaku sangat kecewa dan malu karena sepanjang perjalanan dari Porong ke Jakarta, ia menyaksikan banyak orang bersimpati pada aksi Hari memperjuangkan nasib korban lumpur Lapindo.

Sebagai salah satu korban lumpur, Harto sampai saat ini belum menerima pelunasan asetnya yang telah ditelan lumpur dari PT Minarak Lapindo Jaya. Dari total nilai aset berupa rumah dan tanah sebesar Rp 490 juta, ia baru menerima Rp 87 juta pada tahun 2007.

"Yang dibayar baru 20 persen, sisanya belum sama sekali," kata Harto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com