KOMPAS.com - ESMOD Fashion Festival 2012 yang berlangsung di Gandaria City, Jakarta, 10-15 Juli 2012 lalu menghadirkan show untuk memamerkan koleksi para perancang Indonesia, seperti Sapto Djojokartiko, Afriyanti, Mel Ahyar, dan Dynand Fariz. Selain itu juga ada show dari para sponsor acara ini, seperti PT Unilever Indonesia melalui produk Trashion-nya, Sophie Paris, dan Danar Hadi.
Batik Danar Hadi, yang didirikan oleh H. Santosa Doellah pada 1967, menyelenggarakan show bertema "Pesona Batik", bekerja sama dengan ESMOD International. Kerja sama ini berawal pada Juni 2011, ketika tim Danar Hadi memaparkan keinginan untuk memperkenalkan batik ke Paris sebagai pusat mode dunia. Kebetulan saat itu menjelang international meeting dalam rangka perayaan hari jadi ESMOD yang ke-170, yang dihadiri perwakilan 21 cabang ESMOD di dunia, yaitu Paris, Sao Paulo, Lyon, Tunis, Dubai, Beirut, Damascus, Osaka, Beijing, Oslo, dan lain sebagainya.
"Kami menjelaskan ke semua mahasiswa ESMOD Paris tentang batik tulis, dari cara penggunaan canting. Semua mencoba membuat batik tulis supaya bisa menciptakan sendiri batik tulis kreasinya. Kemudian, mahasiswa menciptakan batik menggunakan motif tradisional yang disediakan oleh Danar Hadi, dan juga menciptakan motif baru yang lebih internasional. Jadi, ada batik solo, dan satu lagi batik ala Perancis, Brasil, Jerman, Norwegia, dan lain sebagainya," papar Patrice Desilles, Academic Program Coordinator ESMOD Jakarta, saat temu media di Skenoo Hall, Gandaria City, Jakarta, Rabu (11/7/2012) lalu.
Yang lebih penting lagi sebenarnya bukan bagaimana menghasilkan lembaran kain batik yang dibuat secara tradisional (tulis), melainkan juga pemahaman akan filosofinya. "Dari 21 cabang ESMOD di dunia, kami memberikan 21 buku Glory of Batik untuk disimpan di perpustakaan masing-masing kampus. Hal ini untuk menyampaikan pada mereka, bahwa setiap motif batik memiliki filosofi yang harus dijunjung tinggi," tambah Inou Marcsta Hernawan, Spv Promotion and Event Marketing Communications PT Batik Danar Hadi Jakarta.
Fashion show di ajang festival fashion ESMOD ini menjadi puncak dari program kerja sama yang dilakukan ESMOD dan Danar Hadi. Sebanyak 36 outfit ditampilkan oleh 18 cabang ESMOD yang ikut berpartisipasi dalam peragaan ini. Masing-masing cabang mengangkat dua gaya batik, yaitu satu busana batik tradisional dan satu busana dengan batik ciptaan para mahasiswa sendiri.
Masing-masing negara tentunya memiliki pendekatan sendiri dalam merancang motif batik dan mendesain busananya. Beberapa negara menggunakan kain batik secara keseluruhan untuk diolah menjadi gaun mini, gaun panjang, celana harem, atau setelan atasan dan bawahan dengan kombinasi motif, tetapi ada juga yang hanya menggunakannya sebagai aksen dari busana mereka. Para mahasiswa menunjukkan upaya untuk menonjolkan motif batik itu dengan pemahamannya masing-masing.
Dan, meskipun bukan merupakan negara asal batik, mahasiswa ESMOD Berlin menunjukkan bahwa kemampuan mereka mengolah batik patut diapresiasi. Tim Berlin mendapat dua penghargaan untuk jenis batik tradisional dan batik kreasi (dengan motif ciptaan sendiri) dari ESMOD Jakarta dan Danar Hadi. Satu lagi, Special Jury Award diterima oleh ESMOD Tokyo.