JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunggu hasil resmi penghitungan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta sebelum memutuskan memberi dukungan kepada salah satu pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur atau bahkan tidak mendukung keduanya di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta pada September 2012.
"Sikap politik PKS kalau terjadi putaran kedua sedang mengkaji, menganalisis, dan opsinya sangat terbuka apakah mendukung salah satu pasangan calon, atau tidak mendukung sama sekali," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/7/2012).
Seperti diketahui, hasil hitung cepat beberapa lembaga menunjukkan pasangan yang diusung PKS, yakni Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, hanya berada di posisi ketiga dari enam pasangan.
Hasil prediksi hitung cepat Kompas menunjukkan, pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat 42,6 persen suara. Posisi kedua ditempati Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang meraih suara 34,4 persen. Disusul Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini 11,4 persen, Faisal Basri- Biem Benjamin 5,07 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono 4,74 persen, dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria 1,88 persen.
Mahfudz mengatakan, hasil putaran pertama itu menunjukkan, masyarakat Jakarta tak melihat ideologi partai. Mayoritas warga Jakarta, kata dia, sudah kecewa dengan kondisi Jakarta yang tidak mengalami perubahan selama lima tahun terakhir.
Dengan demikian, menurut dia, koalisi parpol berdasarkan kesamaan idelologis tidak akan berdampak signifikan untuk mendongkrak dukungan di putaran kedua. "Lebih kepada pragmatisme masyarakat yang ingin Jakarta menjadi lebih baik," kata Wakil Ketua Komisi I DPR itu.
Mahfudz menambahkan, Jokowi diuntungkan atas kekecewaan mayoritas warga Jakarta atas kinerja Pemprov DKI yang dipimpin Foke. Jokowi memiliki berbagai catatan prestasi selama menjadi Wali Kota Solo.
Mahfudz mengakui bahwa kedua pihak pasangan telah berkomunikasi dengan pihaknya pascapemungutan suara pekan lalu. "Orang mau bersilaturahim kami terima, tapi kami belum mengambil keputusan politik. Kemungkinan serba terbuka. Bisa mendukung salah satunya, bisa juga mengambil sikap abstain," pungkas Mahfudz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.