Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Primordialisme Versus Program Nyata untuk DKI-1

Kompas.com - 13/07/2012, 00:36 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta pada Rabu (11/7/2012) telah berakhir. Karena tidak ada satu pun yang mencapai persentase 50 plus 1, pemilihan kini memasuki gerbang putaran kedua yang dijadwalkan pada 20 September 2012.

Hanya dua kandidat yang lolos ke babak berikutnya, yaitu calon gubernur-calon wakil gubernur Foke-Nara dan Jokowi-Ahok, setidaknya dilihat dari survei yang berkembang.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, Jokowi-Ahok berhasil mencapai suara tertinggi dengan 42,59 persen, diikuti berada di Foke-Nara di posisi kedua yang hanya memperoleh 34,32 persen.

Persoalannya, strategi politik apa yang akan dibangun kedua kandidat tersebut untuk menghadapi putaran kedua? Toto Sugiarto, Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, mengatakan, tiap-tiap kandidat, Foke dan Jokowi, akan menjalankan strategi memainkan isu.

Foke, menurut Toto, diperkirakan mengangkat isu yang bersifat primordialisme, mulai dari etnis dan agama. "Untuk Foke kemungkinan ia akan tetap mengangkat isu-isu berkaitan agama (Keislaman) dan etnis," kata Toto kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (12/7/2012).

Selama ini dalam kampanyenya, Foke kerap mengklaim dirinya anak Betawi yang sudah lahir dan besar di Jakarta selama 40 tahun. Ia juga tak jarang mengatakan mengerti betul seluk beluk Jakarta. Sampai-sampai Foke berani katakan untuk "Serahkan Jakarta kepada Ahlinya."

"Nah, hal ini di satu sisi berbahaya bagi Foke. Sebab banyak orang kini meragukan keberhasilannya memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun ini. Warga menilai di bawah kepemimpinan Foke, Jakarta tidak bergerak ke arah perbaikan karena sampai hari ini Jakarta tetap macet, banjir, dan ditimpa sederetan masalah," tutur Toto.

Bagaimana dengan Jokowi? Menurut Toto, ia berhasil merebut hati rakyat melalui program-program nyata yang ditawarkan kepada warga Jakarta. Tak jarang pula orang yang mengetahui Jokowi terbilang sukses memimpin Solo sebagai wali kota. Jokowi dinilai sosok yang merakyat oleh warga.

"Saya kira Jokowi cenderung menawarkan isu-isu program. Kerja nyata yang pro-rakyat. Semisal, bagaimana melindungi pedagang kaki lima, bagaimana warga miskin bisa semakin membaik kualitas hidupnya dan seterusnya," kata Toto.

Setidaknya, itu yang dirasakan Susi, warga Kebagusan Kecil, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, saat ditanya Kompas.com. Ia mengaku mencoblos Jokowi-Ahok pada tanggal 11 Juli lalu. Susi memastikan takkan mengubah pilihannya di putaran kedua nanti.

"Kalau Jokowi itu mau turun, bareng orang susah, mau kumpul bareng kita. Ia terlihat tulus. Tidak berjarak dengan warga," kata Susi.

Toto menjelaskan, berbeda dengan Foke. Jokowi kerap menawarkan program-program nyata. Sebut saja, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Kondisi demikianlah yang membuat warga semakin dekat dengannya.

Jokowi dinilai membawa angin pro-perubahan di tengah masalah perkotaan yang menerpa Jakarta di bawah kepemimpinan Foke saat ini. Tak sedikit warga yang melihat Foke gagal menunaikan janjinya untuk membereskan, minimal, kemacetan dan banjir yang masih menghantui Jakarta.

Dukungan kandidat lain juga patut diperhitungkan. Hidayat Nur Wahid, yang diusung PKS, boleh jadi secara ideologis lebih dekat dengan Foke yang berasal dari Partai Demokrat yang memiliki tagline "Nasionalis Religius" ketimbang dengan PDI-P.

Alex Noerdin yang didukung Partai Golkar dan PPP pun belum bisa menjatuhkan pilihan ke mana dukungannya diberikan. Akan tetapi, Toto meyakini basis massa partai, sebagai contoh PKS, di akar rumput bisa saja terbelah, antara memilih Foke atau Jokowi.

"Basis massa partai di akar rumput, seperti PKS, bisa saja terbelah. Kemungkinan ada yang ke Jokowi maupun ke Foke. Tidak ada yang bisa memastikan massa itu seragam memilih satu pasang kandidat," tutur Toto, yang berani memprediksi Jokowi-Ahok akan memenangi putaran kedua kelak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com