Jakarta, Kompas
Demikian dinyatakan Klaus dalam diskusi dan peluncuran buku karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul
Klaus, misalnya, tak percaya pemanasan global disebabkan emisi gas karbon dioksida yang dihasilkan aktivitas manusia.
Klaus, yang sempat berkunjung ke Yogyakarta dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke Indonesia kali ini, menyebut pemanasan global sebagai doktrin yang beberapa bagiannya disusun tanpa teori-teori ilmiah yang telah terbukti dan tidak didasarkan pada data.
Pada perkembangannya, lanjut Klaus, doktrin pemanasan global itu kemudian dimanfaatkan para politisi untuk meraih keuntungan politik. ”Ancaman sesungguhnya sebenarnya bukan pemanasan global itu. Ancaman sesungguhnya datang saat para politisi mulai bermain-main dengan (isu) perubahan iklim,” tandas Klaus, yang menjadi presiden kedua Republik Ceko setelah Vaclav Havel.
Klaus bahkan menyamakan isu pemanasan global saat ini dengan era komunisme saat negara mengendalikan dengan ketat kehidupan warganya. ”Pemanasan global hampir menjadi perluasan peran pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mencampuri kehidupan kita dengan beberapa program yang dikendalikan pemerintah. Kita dipaksa menerima bagaimana kita hidup, apa yang harus dilakukan, bagaimana berperilaku, apa yang dikonsumsi, apa yang dimakan, dan bagaimana kita bepergian,” ungkap Klaus.
Dalam persoalan energi, isu pemanasan global membuat biaya energi menjadi lebih mahal karena masyarakat didorong untuk meninggalkan bahan bakar fosil dan menggunakan sumber energi alternatif, seperti tenaga matahari dan angin.
”Alarmisme pemanasan global akan secara substansial menaikkan biaya energi karena mengharuskan kita membatasi penggunaan minyak dan batubara, yang jauh lebih murah daripada sumber-sumber energi alternatif. Energi murah adalah sumber kemakmuran,” ujar Klaus.
Menurut dia, banyak pihak mencampuradukkan isu pemanasan global dengan perlindungan lingkungan. ”Tentu saja kita harus melindungi sungai, danau, dan hutan-hutan kita. Tetapi, saya menolak setiap usaha untuk memerangi (perubahan) iklim,” katanya.
Menurut laman resmi Presiden RI, seusai pertemuan bilateral dengan Klaus di Istana Merdeka, Senin sore, Presiden Yudhoyono mengatakan, perdagangan, investasi, dan pariwisata akan menjadi pilar kerja sama Indonesia dan Republik Ceko.