Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kegagalan Capres Golkar Versi Ical

Kompas.com - 29/06/2012, 11:35 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi internal, ada tiga faktor penyebab kegagalan calon presiden dari Partai Golkar dalam tiga kali pemilu presiden pasca-Reformasi tahun 1998.

Faktor pertama, kata Ical, penetapan capres dilakukan setelah pemilu legislatif. Akibatnya, kata dia, tidak cukup waktu bagi partai untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas capres meski secanggih apa pun strategi pemenangan dalam pilpres.

Faktor kedua, lanjut Ical, memudarnya soliditas internal lantaran terlalu banyak skenario politik di internal partai. Akibatnya, kata dia, banyak energi dan waktu yang terbuang percuma untuk menyikapi masalah itu.

"Karena itu, kita tidak ingin fokus kita terpecah, kita tidak ingin soliditas terganggu, kita tidak ingin terlambat memutuskan calon presiden dari Partai Golkar," kata Ical saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2012).

Faktor ketiga, tambah dia, tidak berfungsinya organisasi massa partai sebagai mesin politik untuk pemenangan capres. Selain itu, lemahnya soliditas, militansi kader, serta penguatan jaringan.

Meski demikian, Ical meyakini bahwa semua pengurus partai telah bekerja maksimal dalam pemenangan pilpres sebelumnya. Untuk itu, dia meminta agar kegagalan masa lalu dijadikan referensi untuk memperbaiki internal.

Dalam Rapimnas, hadir para petinggi Partai Golkar, seperti Akbar Tanjung, Fadel Muhammad, dan Agung Laksono. Selain itu, acara juga dihadiri ratusan para pengurus Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah serta kader Golkar.

Seperti diberitakan, rencananya Ical bakal ditetapkan sebagai capres dalam Rapimnas. Penetapan itu disebut atas dasar aspirasi kader daerah, bahkan rakyat Indonesia. Jika penetapan itu terealisasi, deklarasi Ical sebagai capres akan digelar di Sentul, Minggu (1/7/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com