”Dari kecelakaan ini, armada pesawat yang tersisa ditahan dulu untuk tidak terbang,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus di lokasi kecelakaan, Jumat (22/6).
Armada Fokker akan diizinkan terbang lagi setelah didapatkan hasil investigasi dan evaluasi kelaikan terbang. ”Lama pengecekan bergantung pada tim investigasi,” kata Azman.
Tim investigasi, lanjut Azman, terus mengumpulkan informasi dari tempat Fokker A-2708 yang jatuh menimpa delapan rumah dinas perwira menengah dan satu aula di Jalan Branjangan II, RT 11 RW 10, Kompleks Rajawali, Jakarta.
Investigasi jatuhnya pesawat yang menewaskan tujuh kru dan empat warga sipil itu terus dilakukan karena belum mencapai kesimpulan. Hasil investigasi tidak akan disampaikan kepada publik, tetapi digunakan sebagai analisis TNI AU untuk perbaikan ke depan. Tim investigasi berasal dari Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja AU.
Azman menjelaskan, tidak ada kotak hitam dalam pesawat militer. Penyelidikan mengacu pada kondisi lokasi, komunikasi, cuaca, catatan kelaikan, dan kondisi kesehatan kru sebelumnya. Tim yang diizinkan masuk ke lokasi kejadian hanya dari TNI AU.
Mengenai kabar yang beredar bahwa pesawat jatuh terkait salah satu metode latihan dengan cuma menghidupkan satu mesin, hal itu dibantah Azman. ”Single engine! Tidak mungkin. Kalau di-low-kan mungkin untuk latihan emergency,” kata Azman.
Kendati demikian, ada pelbagai latihan manuver pesawat yang terangkum dalam silabus. Dalam satu kali latihan, manuver yang dipraktikkan ada dalam rencana. Tidak ada satu pun latihan yang bertujuan akan mematikan awak pesawat.
Di TNI AU, kata Azman, setiap pesawat yang beroperasi sudah diperiksa kelaikannya. Dalam kaitan jatuhnya Fokker, Komandan Skuadron Udara 2—tempat kru bertugas—sudah memastikan pesawat laik terbang. Dokter juga memastikan tujuh kru yang kemudian gugur dalam latihan profesiensi itu berkondisi sehat.
Laporan terkini korban meninggal akibat kecelakaan bertambah satu orang, yakni Onci Belorundun (29), yang meninggal saat dirawat di RSPAU Esnawan Antariksa, Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat dini hari. Dengan demikian, total korban meninggal menjadi 11 orang.