Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Menjanjikan Bisnis "Sculpted Cake"

Kompas.com - 22/06/2012, 17:34 WIB

Karena kerumitan inilah, sebut Dewi, sah-sah saja jika pembuat SC mematok harga tinggi. Padahal, modal untuk bahan-bahan dasar kue paling hanya mencapai Rp 150 ribu. “Biaya kreasi bisa ditambahkan hingga 100 persen. Malah, jika memang sangat rumit boleh saja tambahkan 150 persen dari modal. Ditambah margin profit sebanyak 40 persen, harga SC bisa mencapai sekitar Rp 500 ribuan. Itu untuk model sederhana. Semakin sulit bentuknya, semakin mahal,” papar Dewi yang pernah menjual kue berbentuk kecoa seharga Rp 1 juta. “Saya ambil kecoa betulan lalu dimasukkan ke plastik. Saya pelajari bentuk kecoa itu dari berbagai sisi.”

Jurus jitu pemesanan
Setelah total dalam menciptakan kreasi SC, strategi promosi menjadi langkah selanjutnya. Lewat teknologi internet, seperti Facebook, Twitter, dan website , tentu kegiatan berpromosi jadi makin terbantu. Meski begitu, jangan lupakan pula cara-cara lain yang bisa ditempuh agar produk makin dikenal.

“Misalnya, begitu ada waktu luang, berikan kue gratis ke teman sebagai hadiah ulangtahun. Di kemasannya pasang stiker yang mencantumkan nomor telepon. Harapannya, teman-teman kantor lain memesan,” saran Dewi yang berpromosi lewat memberikan demo. “Tak masalah dibayar sedikit atau memberi bahan gratis. Yang penting, orang jadi tahu saya bisa bikin SC.”

Mantra lain, lanjut Dewi, adalah selalu jujur pada konsumen. Jika kegagalan terjadi, jangan pelit untuk memotong harga kue atau memberi diskon.

Nah, jika bisnis sudah berkembang, perlukah menyewa seorang asisten? “Sayang, mencari asisten untuk SC masih sulit. Kebanyakan hanya bisa membuat adonan dasar kue atau menggiling fondant. Kalau untuk membentuk dan membuat detail, tetap saya pegang sendiri,” ujar Dewi. Saat membuat SC, biasanya Dewi menyiapkan detailnya terlebih dahulu. “Misalnya mau membuat mobil, siapkan dulu jendela atau lampunya. Saat badannya sudah jadi, tinggal tempel.”

Sebagai seseorang yang sudah hafal seluk beluk SC, Dewi juga memperingatkan akan kelemahan kue ini. Salah satunya, jangan dimasukkan lemari pendingin. “Udara kulkas, kan, dingin. Begitu dikeluarkan ada embun yang menetes hingga kuenya basah. Makanya harus disimpan di suhu normal. Celakanya, apabila udara lembab harus berburu waktu dengan udara.”

Kue yang menggunakan krim susu hanya tahan maksimal 3 hari, maka perhitungkan benar-benar waktu layak makan kue. “Kadang konsumen tidak langsung memakan kue, gara-gara sayang memotong kue yang bentuknya bagus.”

Jika yang dipakai adalah fondant, bentuknya memang akan lebih bagus. “Ada juga SC berbahan butter cream. Memang lebih gampang dimakan, tapi bentuknya kurang bagus. Biasanya terdapat lubang-lubang di atas kuenya.”

Bisnis menjanjikan
Yang juga perlu diperhatikan dalam berbisnis kue ini adalah faktor pengiriman. Pilih kurir yang bisa dipercaya, selain membekali mereka dengan kemasan sebaik mungkin. Jika toh kue sampai rusak, jangan lantas menyalahkan kurir. “Tawarkan alternatif pada konsumen, mau diperbaiki tapi makan waktu, atau berikan diskon.”

Meski memiliki kekurangan dan kerumitan, Dewi melihat bisnis SC masih potensial. “Saat ini, kan, banyak ibu-ibu bekerja yang tidak sempat membuat kue ulangtahun. Sampai tiga tahun ke depan bisnis SC masih ramai. Yang jelas, harus inovasi dan punya teknik baru. Misalnya dulu tidak bisa bikin kue bentuk tangan melambai, sekarang harus bisa.”

Tak lupa, lebarkan referensi model dan bahan-bahan dari website  luar negeri. “Biasanya bahan-bahan di sana lebih lengkap. Kalau tidak ada di sini, titip ke orang atau beli sendiri ke luar negeri.”

Menyangkut bahan, kalaupun membuat sendiri, Dewi berpesan untuk selalu menggunakan bahan yang aman dan tidak membahayakan. “Ada, kan, yang bikin kue bentuk robot ternyata di dalamnya ada pralon yang ditempeli kue. Memang robotnya bisa berdiri dengan bagus tapi, kan, kuenya jadi berbahaya jika dimakan. Kalau harus menggunakan bahan kayu, pakailah sumpit, spaghetti, atau tusuk gigi.”

(Tabloid Nova/Noverita K Waldan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com