Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Gagal karena Kegagalan Pemerintahan

Kompas.com - 21/06/2012, 23:50 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Politisi Partai Golkar Bambang Soestyo menyatakan, yang dimaksud dengan negara gagal untuk memenuhi rasa aman dan kenyamanan warga adalah akibat pemerintahannya, dan bukan karena bangsanya.

"Oleh sebab itu, sebuah rezim pemerintahan di Indonesia boleh saja gagal, akan tetapi Republik Indonesia tak akan pernah menjadi sebuah negara gagal. Sebab, eksistensi RI ada di pundak rakyat Indonesia, bukan di tangan sebuah rezim pemerintahan," tutur Bambang kepada Kompas, Kamis (21/6/2012) di Jakarta.

Menurut anggota Komisi III DPR Bidang Hukum itu, Indonesia sebagai negara gagal nomor urut ke-63 di dunia versi The Fund for Peace (FFP), menjadi bukti kegagalan rezim Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono membangun rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. FFP menempatkan Indonesia di peringkat 63 negara gagal di dunia dari 178 negara.

"Saya menyikapi pendapat FFP itu sekadar sebagai kritik kepada Pemerintah, yang tahun-tahun terakhir ini begitu lemah dalam menjaga kerukunan antar-elemen masyarakat Indonesia. Saya kira, FFP menjadikan masalah kerukunan itu sebagai pijakan menilai eksistensi pemerintah di masa depan," jelasnya.

Faktor lain yang juga dijadikan pijakan FFP, kata Bambang, adalah ketidakmampuan pemerintah menegakkan hukum dalam arti luas dan yang sebenar-benarnya. "FFP, boleh jadi, juga melihat kelemahan pemerintah menghadapi tekanan dan kepentingan asing selama ini," ungkapnya.  

Namun demikian, Bambang yakin semua persoalan itu pada akhirnya akan bisa diselesaikan oleh rakyat Indonesia sendiri. "Persoalannya, cuma momentum. Kalau kerukunan antar-elemen masyarakat sering terganggu akhir-akhir ini, itu karena pemerintah minimalis dan cenderung membiarkannya semua terjadi. Tetapi, kita bisa merasakan bahwa 99 persen rakyat Indonesia marah terhadap mereka yang merobek-robek kerukunan antar-elemen masyarakat," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com