Jakarta, Kompas -
Bahkan, Partai Demokrat tidak memiliki kader yang kuat untuk menjadi calon presiden di Pemilu 2014. Sinyalemen itu tecermin dari hasil survei yang dipublikasikan Lingkaran Survei Indonesia, Minggu (17/6) di Jakarta. Survei dengan margin of error 2,9 persen itu dilakukan 2-11 Juni 2012 dengan 1.200 responden.
Survei tersebut menunjukkan dukungan publik terhadap Partai Demokrat tinggal 11,3 persen, terus turun dibandingkan dengan Januari 2011 yang mencapai 20,5 persen, lalu Juni 2011 (15,5 persen), dan Januari 2012 (13,7 persen). Dengan posisi itu, posisi Partai Demokrat saat ini di peringkat ketiga, di bawah Partai Golkar dengan 20,9 persen, dan PDI-P (14 persen).
Menurut Adjie Alfaraby dari LSI, ada tiga faktor yang menye-
Kedua, ada kekecewaan terhadap kinerja dan kepemimpinan Yudhoyono di pemerintahan. Ketiga, Partai Demokrat belakangan ini terlalu sibuk dengan urusan internal di saat partai lain mulai aktif menjalankan program-programnya di masyarakat.
”Jika Yudhoyono bertindak tegas layaknya pemegang komando, lalu melakukan pembersihan partai dan cepat melakukan konsolidasi, Partai Demokrat masih dapat kompetitif di Pemilu 2014,” ujar Adjie.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, sebelumnya membenarkan elektabilitas partainya saat ini sudah menyentuh 10 persen. Untuk itu, Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat diminta mengambil langkah penyelamatan. Jika elektabilitas meluncur di bawah 10 persen, akan sulit untuk mengangkatnya kembali.
Namun, Saan Mustopa, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, mengatakan, fluktuasi hasil survei adalah hal biasa. Sebagai partai penguasa, juga wajar jika Partai Demokrat mendapat sorotan dan perhatian yang lebih dibandingkan partai lain.
Saan meyakini, Partai Demokrat dapat memanfaatkan waktu sekitar dua tahun yang masih ada menjelang Pemilu 2014 untuk menarik kembali pemilihnya. Keyakinan ini muncul karena Partai Demokrat telah menyiapkan rencana konsolidasi yang masif dan terstruktur.
Ditargetkan konsolidasi tingkat kecamatan selesai akhir 2012. ”Sekitar September 2012, kami juga memulai pelatihan untuk penguatan dan pengetahuan fungsionaris partai dari tingkat pusat sampai kecamatan,” papar Saan.