Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Persen Pemda di Papua Tak Efektif

Kompas.com - 16/06/2012, 12:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 80 pemerintahan daerah di Papua tidak berjalan dengan efektif. Hal itu dinilai menjadi masalah serius lantaran mengakibatkan tidak berjalannya pembangunan di Papua. Akibatnya, masalah berkepanjangan di Papua tidak terselesaikan. "Pemerintah mau kucurkan triliunan rupiah tiap tahun, tahun ini sebesar Rp 4 triliun. Itu tidak akan hasilkan apa-apa selama pemerintahan daerah tidak efektif," kata Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahfudz Siddiq di Jakarta, Sabtu (16/6/2012).

Mahfud mengatakan, tidak efektifnya jalannya pemda lantaran banyak kepala daerah yang kerap berpergian ke luar Papua. Selain itu, birokrat pemda sangat lemah dari sisi kapabilitas.

Penyebab lain, lanjut Mahfudz, pemda tersandera oleh kelompok politik dan kelompok bersenjata. Dia mengaku tak tahu apakah ada simbiosis mulualisme atas situasi itu.

Mahfud memberi contoh, ketika aparat hukum mencoba mengusut kasus dugaan korupsi di daerah, wilayah itu langsung bergejolak. "Padahal, Badan Pemeriksa Keuangan termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi tahu persis kasus-kasus korupsi di pemda," kata politisi PKS itu.

Brigjen (TNI) Sumardi, Asisten Dep I Koordinator Otsus Kementerian Politik Hukum dan Keamanan mengatakan, akibat tidak efektifnya pemda, masyarakat Papua lebih patuh kepada perintah kepala suku masing-masing. Akibatnya, masalah sepele bisa menjadi perang antarsuku. "Mudah diprovokasi pimpinannya," ucap dia.

Sumardi mengakui penegakan hukum di Papua masih lemah. Dia memberi contoh bupati yang terjerat kasus masih bisa mengendalikan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com