Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Didesak Usut Dugaan Pidana Selama Pelarian Neneng

Kompas.com - 14/06/2012, 19:34 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian didesak mengusut dugaan adanya tindak pidana umum selama pelarian tersangka Neneng Sri Wahyuni di luar negeri. Pasalnya, Neneng diduga memalsukan identitas selama pelarian hingga kembali ke Indonesia.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/6/2012), menyikapi penangkapan Neneng oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Patut diduga Neneng menggunakan data palsu sehingga bisa masuk (ke Indonesia) dengan mudah atau Neneng masuk melalui tempat yang tidak ada pemeriksaan," kata Nasir.

Kapoksi Fraksi PKS di Komisi III Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, KPK harus menjelaskan kepada publik bagaimana Neneng bisa masuk ke Indonesia tanpa diketahui aparat. Pasalnya, Neneng sudah masuk daftar buronan Interpol serta KPK telah meminta dilakukan penarikan paspor istri M Nazaruddin itu.

"Ini semua harus dijelaskan KPK ke publik. Jangan sampai publik membaca ada sesuatu yang disembunyikan di balik persoalan ini," kata Aboe Bakar.

Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Achmad Basarah mempertanyakan kinerja intelijen Interpol Indonesia. Menurut dia, mudahnya Neneng masuk ke Indonesia menunjukkan lemahnya kekuatan intelijen Interpol Indonesia.

"Bagaimana jika yang masuk ke Indonesia adalah gembong teroris atau bandar kartel narkoba internasional? Tentu hal ini harus menjadi catatan kita bagi kinerja Interpol kita," kata Basarah.

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum menerima permintaan dari KPK untuk mengusut ada tidaknya tindak pidana umum dalam pelarian Neneng. Penyidik KPK, kata dia, harus menyelidiki terlebih dulu pergerakan Neneng selama ini.

Sutarman menambahkan, selama pelarian, Neneng sempat bersembunyi di beberapa negara. Namun, dia tak mau mengungkap negara mana lagi yang pernah disinggahi Neneng selain Malaysia dan Kolombia. "Tanya KPK di negara mana saja," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Nasional
    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Nasional
    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

    Nasional
    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Nasional
    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

    Nasional
    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Nasional
    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Nasional
    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com