JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, TNI akan melakukan pengusutan terhadap kasus penembakan warga sipil di Wamena, Jayapura, Rabu (13/6/2012).
"Situasi-situasi seperti itu harus menjadi pelajaran bagi kita. Memang tidak seharusnya mereka melakukan tindakan yang berlebihan," kata Panglima kepada para wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/6/2012).
Panglima mengatakan, dirinya telah menginstruksikan anggota TNI untuk lebih dapat menahan diri. Dalam melakukan pengamanan, mereka diminta tidak melakukan tindakan yang melebihi kepatutan. "Tetapi, masyarakat juga harus menahan diri," kata Panglima.
Ditambahkan Panglima, kepolisian juga tengah melakukan pengusutan terhadap warga sipil yang diduga melakukan kekerasan di Wamena.
Sebelumnya, Presiden mengatakan, pelaksanaan tindakan hukum dan pemeliharaan keamanan di Papua harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan tidak boleh melebihi batas kepatutan. Presiden menyadari tugas di lapangan memang tidak mudah dan bahkan kompleks. Kendati demikian, Presiden meminta agar aparat TNI dan Polri yang melakukan tugas pengamanan yang di luar batas kepatutan harus diberikan sanksi.
Pada Rabu (6/6/2012), sejumlah anggota TNI menembaki warga di Wamena, Jayawijaya, Papua. Penembakan oleh TNI ini terjadi setelah warga sipil setempat mengeroyok 2 anggota TNI yang menyerempet seorang anak kecil tak jauh dari lokasi kejadian perkara. Akibat tindak penganiayaan tersebut, Pratu Ahmad Ruslan meninggal. Satu lainnya menderita luka-luka.
Catatan Redaksi:
Berita ini sudah diklarifikasi pihak TNI. Klarifikasi bisa dibaca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.