JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasional Demokrat dan Partai Gerindra terekam sebagai dua partai politik yang mengalami kemajuan di panggung persaingan politik. Dukungan publik terhadap dua partai ini mulai mengalir deras.
Dari catatan survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) tercatat Gerindra mendapat dukungan publik lewat 2.192 responden di 33 provinsi sebesar 10,5 persen. Angka ini jauh melampaui perolehan Gerindra sebelumnya pada Pemilu 2009 yang hanya mencapai 4,46 persen.
Sementara itu, Partai Nasional Demokrat yang baru berdiri pada 26 Juli 2011 memperoleh dukungan 4,8 persen dari responden. Angka tersebut meningkat dibanding survei SSS tahun Oktober 2011 yang hanya 1,7 persen.
"Fenomena kecermerlangan Gerindra dan Nasdem tersebut adalah karena memperoleh aliran suara dari Partai Demokrat yang diduga banyak elitenya yang terkait korupsi," kata koordinator SSS, Muhammad Dahlan, di Jakarta, Rabu (6/6/2012).
Partai Demokrat saat ini tengah menghadapi mimpi buruk semenjak sejumlah kasus korupsi mencuat dan menyeret beberapa nama politisinya. Sebut saja, kasus korupsi di proyek Wisma Atlet yang melibatkan nama mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh. Selain itu, kasus dugaan korupsi proyek komplek olahraga Hambalang yang diduga menyerat nama Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng.
"Dalam survei ini Partai Demokrat akhirnya memang hanya mendapat dukungan sekitar 10,7 persen. Lebih rendah dari Golkar dan PDIP," jelasnya.
Melalui perolehan dukungan cemerlang pada Nasdem dan Gerindra, kata Dahlan, tidak menutup kemungkinan keduanya lolos di 2014 nanti. "Dengan angka yang meningkat ini, Nasdem bisa saja lolos di Senayan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.