Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Akan Meluruskan Sejarah

Kompas.com - 04/06/2012, 02:41 WIB

Bandung, Kompas - Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo menegaskan, PDI-P harus menentukan sikap, siapa lawan dan siapa kawan terhadap pihak yang berupaya memecah-belah Pancasila. Sebagai partai yang terkait dengan pendiri republik ini, PDI-P mendeklarasikan Bulan Bung Karno karena ingin meluruskan sejarah.

Hal itu ditegaskan Tjahjo di depan ribuan simpatisan PDI-P yang berkumpul untuk memperingati Bulan Bung Karno dan puncak acara HUT Ke-39 PDI-P tahun 2012 di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/6).

Tjahjo menyampaikan permohonan maaf dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang tidak bisa datang karena harus mendampingi Taufiq Kiemas yang kurang sehat.

Menurut Tjahjo, ada sementara pihak yang menutup mata dan menjungkirbalikkan sejarah bangsa, termasuk terhadap pidato Bung Karno 1 Juni. Di negara lain, Proklamator Kemerdekaan RI ini dihormati dan disegani, tetapi di negerinya sendiri banyak yang melupakan.

Sementara itu, kemarin, Apel Besar Nasional Demokrat (Nasdem) memperingati Hari Lahir Pancasila digelar di Lapangan Monas, Jakarta. Menurut Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh, demokrasi membutuhkan keteladanan kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan yang kuat dan efektif, demokrasi niscaya lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya bagi rakyat.

Surya Paloh menilai, proses demokrasi di Indonesia tergolong kacau-balau. Pasalnya, demokrasi sama sekali tidak menyejahterakan rakyat. Demokrasi telah dibajak oleh segelintir elite untuk kepentingan pribadi dan golongannya sendiri.

Akibat demokrasi yang kacau-balau, rakyat Indonesia perlahan-lahan kehilangan karakternya sebagai bangsa yang ramah, santun, dan suka menolong.(FAJ/DMU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com