Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Amblesnya Tanah Hambalang Versi Adhi Karya

Kompas.com - 30/05/2012, 16:21 WIB
Maria Natalia

Penulis

HAMBALANG, KOMPAS.com — Perwakilan pelaksana proyek pembangunan kompleks olahraga Hambalang, PT Adhi Karya, Purwadi Hendro, menjelaskan bahwa peristiwa amblesnya tanah di area proyek Hambalang sebenarnya telah terjadi pada 14-15 Desember 2011 lalu. Dugaan sementara, area tersebut ambles karena adanya pelapukan tanah.

Beberapa titik yang mengalami tanah ambles adalah bagian Power House III (area pembangkit listrik) dan fondasi lapangan bulu tangkis. "14 Desember itu ada keretakan. Lalu tanggal 15 kemudian turun 5 meter, kemudian jadi 8 meter. Mungkin karena hujan juga sejak bulan September," jelas Hendro kepada para wartawan di Kompleks Hambalang, Bogor, Rabu (30/5/2012).

Penjelasannya ini berbeda dengan pemberitaan beberapa pekan terakhir mengenai tanah proyek Hambalang yang ambles pada Kamis, 24 Mei lalu. Tanah ini dikabarkan ambles sedalam 2 meter pada dini hari setelah diguyur hujan. "Saya juga kaget dapat info seperti itu, itu infonya malam tanggal 24 Mei. Tapi, pas saya cek di lapangan itu tidak ada apa-apa," imbuhnya.

Dalam kesempatan wawancara ini, Hendro juga mengajak awak media melintasi tempat tanah yang amblas di area proyek. Tampak bagian yang ambles dibatasi dengan seutas tali plastik mirip police line. Saat beberapa jurnalis mencoba mendekati area itu, petugas keamanan proyek mengingatkan untuk tidak sampai menaiki bagian yang ambles. Dikhawatirkan, tanah tersebut masih berpotensi luruh akibat hujan yang terjadi sehari sebelumnya.

Dari situ, Hendro kemudian menjelaskan bahwa tanah dengan kontur yang terjal ini masih layak dipakai untuk mendirikan bangunan. Meski demikian, kata dia, tetap harus dicari kelemahan tanah tersebut untuk mencegah pelapukan. Sebelumnya, ia mengaku sudah pernah ada penelitian terkait potensi tanah di kawasan proyek. Tetapi, saat itu tak ditemukan indikasi tanah akan mengalami pelapukan.

"Dengan mengetahui kelemahan itu, harus ada treatment agar tidak ada failed. Jadi intinya tanah ini layak, tapi harus ada penelitian yang matang. Ini seperti pembangunan tol di Cipularang yang sempat ambles pada beberapa waktu lalu. Kalau hujan, tanahnya jadi seperti bubur, kalau panas jadi keras tanahnya," jelasnya.

Saat ini, ia mengatakan, proyek sedang dihentikan sementara sambil menunggu hasil penelitian terhadap struktur tanah yang ambles tersebut. "Insya Allah satu bulan dilanjutkan lagi proyeknya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

    Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

    Nasional
    Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

    Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

    Nasional
    Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

    Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

    Nasional
    Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

    Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

    Nasional
    Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

    Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

    Nasional
    Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

    Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

    Nasional
    Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

    Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

    Nasional
    Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

    Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

    Nasional
    Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

    Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

    Nasional
    Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

    Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

    Nasional
    Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

    Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

    Nasional
    Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

    Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

    Nasional
    Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

    Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

    Nasional
    Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

    Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

    Nasional
    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com