Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Fase Oral Saat Bayi Pengaruhi Kepribadian Seseorang

Kompas.com - 28/05/2012, 14:48 WIB

KOMPAS.com - Melarang bayi menghisap jari pada usia 0  hingga 18 bulan akan berisiko terhadap kematangan kepribadian anak jika dewasa kelak. Kenikmatan menghisap jari ini menjadi salah satu tahapan pemenuhan perkembangan psikologis pada manusia.Yakni  pemuasan pada fase "oral" (oral: mulut dan bibir, lidah, langit - langit dan sekitar rongga mulut).

Dalam teori psikologi disebutkan bahwa dorongan untuk melakukan hisapan ini ada dua yakni libido (dorongan seksual pada anak yang berbeda dengan orang dewasa) yang merupakan dorongan primer yang merupakan sumber energi ego dalam pengalaman awal bayi terhadap lingkugan di luar rahim ibunya. Kemudian, yang kedua adalah dorongan agresif yang terlihat pada upaya menggigit, mengunyah, meludah dan menangis.

Menurut hasil penelitian teori psikoseksual-psikoanalisa, jika  seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi maka, kelak saat ia dewasa ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang, bicaranya ketus, mudah memaki dan bertindak kasar, alkoholisme, menggigit kuku, berkepribadian menuntut . Pada saat dalam kandungan, janin sebenarnya sudah mulai" berlatih" menghisap jari.

Refleks alami ini sudah ada sejak janin memasuki usia 4 bulan dalam rahim. Hal tersebut bisa dilihat pada waktu dilakukan pemeriksaan USG, kadang terlihat bayi sedang " ngemut jari". Latihan menghisap jari pada janin ini dilanjutkan pada saat bayi lahir dan menyusui. Pada saat menyusui, bayi berusaha memenuhi kebutuhan kepuasan oral dengan menghisap ASI dan kontak mulut dengan puting payudara ibu.

Bayi  baru lahir berada dalam tahap awal pengalaman menyalurkan insting primitifnya yakni pemuasan oral (oral gratification) dengan melakukan hisapan dan belum menyadari hubungan pemenuhan kebutuhan makanan (rasa lapar dan haus) dengan aktivitasnya melakukan hisapan mulut dan keluarnya ASI. Lalu, lambat laun pengalaman menghisap ini membuat bayi menyimpan memori pertama dalam kehidupannya bahwa dengan menghisap ASI pada payudara ibunya ia akan merasa kenyang, nyaman, kebutuhan rasa aman dan kasih sayang terpenuhi.

Inilah modal awal bayi untuk perkembangan pisokologisnya. Perlu diketahui pada bayi prematur memang daya hisap pada saat menyusui belum seberapa kuat, namun sebaiknya tetap lakukan kontak fisik menyusui bayi bila keadaan bayi stabil dan tanpa alat bantu pernafasan. Minta pada perawat untuk metode kanguru. Meskipun kemampuan bayi prematur menghisap hanya sebentar karena mudah lelah dan tertidur, pastikan bahwa ibu telah memberi kesempatan pada bayi untuk menghisap dan menyalurkan kebutuhan fase oral.

Kenyataannya, dengan menghisap sesuatu meskipun bukan makanan pada bayi prematur juga akan lebih cepat naik berat badannya dan mengurangi frekuensi bayi menangis (Anderson, 1986). Sementara itu, pengamatan pada bayi yang lahir dengan kelainan bibir sumbing dan menjalani operasi celah bibir, ternyata bayi  tetap berusaha untuk mendapatkan kepuasan dan pemenuhan fase oral ini dengan menghisap lidahnya sendiri.

Dengan demikian, sebaiknya ibu lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pemuasan fase oral untuk perkembangan bayi, karena fase oral ini hanya berlangsung hingga 18 bulan. Ibu tak perlu cemas. Menghisap jari ini tidak  akan menjadi  kebiasaan buruk pada bayi. Dengan catatan, tangan dan jari bayi bersih.

Bila sesekali ia menghisap mainan maka ibu perlu memastikan bahwa mainan anak yang dihisap bersih. Bila anak sudah tumbuh gigi permanen atau usia 4 tahun anak masih mengemut jari, ibu bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Untuk membantu menghilangkan kebiasaan menghisap jari atau benda - benda di usia lebih dari 2 tahun ibu bisa menggantikan dengan memberi kesempatan anak memegang jenis makanan berupa potongan buah-buahan segar dan memperpanjang waktu pemberian makan. Perhatikan agar bayi  tidak memasukkan benda - benda berbahaya ke dalam mulut untuk dihisap.

Semoga bermanfaat !

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com