Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantunan Doa Iringi Persemayaman Korban Sukhoi

Kompas.com - 23/05/2012, 07:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat belas hari sudah musibah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak terjadi. Selama itu pula perasaan duka menyelimuti keluarga korban yang ditinggalkan. Kabut duka pun belum sirna sepenuhnya. Anggota keluarga yang mereka sayangi tersebut telah dikumpulkan di apron (tempat menaik-turunkan barang pesawat) Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, tertutup rapatnya lapisan aluminium peti jenazah berwarna cokelat gelap dan berjejer rapih, berhadapan dengan tenda panjang, tempat keluarga yang ditinggalkan.

Meski upacara penyerahan jenazah baru akan dilaksanakan pada Rabu (23/5/2012) pagi ini, malam sebelumnya pun sudah tampak hadir beberapa anggota keluarga, salah satunya Nia Ahmad, istri almarhum Fazal Ahmad, karyawan Indoasia.

Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Halim malam tadi, bibir wanita tersebut tak henti-hentinya melantunkan ayat suci Al Quran di atas peti jenazah sang suami yang dikenang sangat bertanggung jawab itu. "Insya Allah sudah ikhlas," ujarnya singkat, seusai sekitar setengah jam melantunkan ayat suci.

Seluruh kenangan indah bersama sang suami seketika memenuhi benaknya. Nia ingat betul, sesaat sebelum suaminya berangkat mengikuti joy flight di Halim Perdanakusuma, entah mengapa, ia seakan-akan tak ingin melepaskan pandangannya dari Fazal yang telah mengaruniainya putri berumur 10 tahun tersebut.

"Dia sosok ayah yang baik, bijaksana, dia enggak hanya suami, tetapi teman. Saya bangga punya suami seperti dia," ujarnya. "Semoga suami saya diampuni segala dosanya, diberikan tempat di sisi-Nya dan mohon maaf bila ada kesalahan sengaja atau tak disengaja," tuturnya seraya menyeka air mata.

Musibah tentu bisa menimpa siapa saja, tetapi doa dan keikhlasanlah yang bisa membuat manusia bertahan dan bangkit dari keterpurukan, sambil merefleksikan diri, betapa tak berdayanya manusia atas kuasa Sang Pencipta. Semangat pun muncul untuk mampu tegar dalam melanjutkan karya kehidupan kita di dunia. "Saya belum memutuskan ke depannya bagaimana, mengalir saja," ujar Nia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com