JAKARTA, KOMPAS.com - Proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 telah selesai dilakukan oleh tim forensik gabungan. Langkah selanjutnya adalah melakukan rekonstruksi body parts dan mulai besok, Selasa (22/5/2012), pihak keluarga diperkenankan untuk melihat jasad korban.
Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Anton Castilani mengimbau pihak keluarga yang masih dalam keadaan duka mendalam atau tidak kuat secara mental, untuk tidak melihat jasad keluarganya yang menjadi korban.
"Mental psikologis kadang-kadang tidak nyaman untuk keluarga. Kalau tidak kuat saran kami untuk tidak melihat," ujarnya kepada wartawan di Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (21/5/2012).
Anton melanjutkan, timnya telah mempersiapkan psikolog untuk mendampingi pihak keluarga yang berduka. Dalam pendampingan tersebut, sang psikolog bertugas melakukan langkah-langkah persuasif agar pihak keluarga mampu menerima musibah dan dapat melanjutkan hidupnya kembali.
"Selain itu meyakinkan yang bersangkutan punya mental psikologi yang cukup kuat atau mampu untuk melihat kondisi jenazah yang kurang baik," lanjutnya.
Proses panjang tim forensik gabungan dari Disaster Victim Identification (DVI) dan Identification Indonesia Automatic Finger Prints Identication System (Inafis) Mabes Polri akhirnya membuahkan hasil positif.
Sebanyak 45 penumpang pesawat berbendera Rusia yang jatuh di Gunung Salak sudah teridentifikasi. Keberhasilan identifikasi tersebut didapat melalui pencocokan data ante mortem yang dihimpun dari keluarga dengan data post mortem dari jasad korban yang dievakuasi ke Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.