Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kini Kami Hanya Bisa Menunggu..."

Kompas.com - 14/05/2012, 11:27 WIB

Dody adalah salah satu dari 45 penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh dan menabrak Gunung Salak di kawasan Bogor, Jawa Barat, Rabu lalu. Saat kejadian, pesawat tengah menjalankan terbang gembira (joy flight).

”Kami masih menunggu perkembangan pencarian dan masih berharap besar Mas Dody selamat. Namun, kami juga sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk,” ujar Tony Ferdyantara, adik bungsu Dody, yang ditemui Kompas.

Menurut Tony, jika kemungkinan buruk terjadi, pihak keluarga berencana memakamkan mendiang di Pati, Jawa Tengah, dekat tempat tinggal keluarga besar sang istri. Secara implisit, katanya, Dody pernah menyinggung hal itu.

Dalam perbincangan itu, Tony juga menceritakan Dody sebagai sosok yang bertanggung jawab dan mencintai keluarga besarnya. Dody meninggalkan seorang istri, Tetty Setyorini, dan dua anak, yang terkecil masih berusia dua tahun.

Dody dikenal punya minat yang sangat besar pada dunia kedirgantaraan dan memahami dunia kemiliteran, terutama terkait peralatan utama sistem persenjataan.

”Kami bertiga, Mas Dody sebagai yang paling tua, kakak kedua saya, dan saya, sejak dahulu berminat pada dunia kedirgantaraan dan kemiliteran. Namun, hanya Mas Dody yang mendalami dan banyak membaca buku tentang itu. Pekerjaannya sekarang ibarat mimpinya jadi kenyataan,” ujar Tony.

Dody dikenal sebagai sosok wartawan yang sangat berdedikasi dan benar-benar memahami bidang kerjanya. Banyak karya jurnalistik berkualitas dia hasilkan selama ini.

Sementara itu, masih di Kota Tangerang, hingga hari keempat kecelakaan pesawat Sukhoi, belum ada kabar keberadaan Didik Nur Yusuf, fotografer majalah Angkasa. Akan tetapi, pihak keluarga masih meyakini akan ada mukjizat Tuhan terhadap Didik. Meski masih berharap, pihak keluarga juga sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk yang menimpa Didik.

”Keluarga yakin, masih ada keselamatan yang diberikan Tuhan kepada Didik. Dengan mukjizat Tuhan, Didik akan dikembalikan kepada keluarga. Kalaupun yang terpahit dialami Didik, Allah akan memasukkannya di surga. Yang utama, keluarga berharap masih ada keselamatan bagi adik kami,” kata Nur Zulaicha (51), kakak Didik, saat menerima rombongan Kompas Gramedia di kompleks Puri Kartika Baru, Jalan Jambu, Ciledug, Kota Tangerang, Minggu.

Nur Laila, istri Didik, tampak lebih tegar dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya. Sebelumnya, dia harus dibantu dengan infus untuk mengatasi penyakit asam lambung tinggi akibat tidak mau makan. (ody/dwa/pin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com