Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kini Kami Hanya Bisa Menunggu..."

Kompas.com - 14/05/2012, 11:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Yusuf Arie Wibowo tidak bekerja di perusahaan yang hendak membeli pesawat Sukhoi Superjet 100, PT Sky Aviation. Yusuf, warga Jalan Lahor, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, itu bekerja di rumah produksi yang satu kelompok perusahaan dengan Sky. Pada hari naas itu, Yusuf naik Sukhoi untuk melaksanakan tugas dokumentasi.

”Sebelum naik pesawat, Mas Yusuf sempat berfoto di depan pesawat dengan tulisan besar ’Sukhoi’, lalu dikirimkan dengan BBM (Blackberry Messenger) kepada saya,” kata Yeni Arisandi (30), adik bungsu Yusuf, di Malang, Minggu (13/5/2012).

Saat mengetahui ada tragedi Sukhoi Superjet 100, semua anggota keluarga sederhana ini shock. Yusuf yang kelahiran tahun 1975 ini merupakan anak pertama dan satu-satunya anak laki-laki di antara empat bersaudara anak-anak Ny Sri Rahayu Ningsih (60).

Keluarga ini telah kehilangan ayah mereka yang meninggal dunia tahun 1998. Posisi itu kini diambil alih Yusuf. Luluk, sepupu Yusuf yang menerima wartawan di rumah keluarga ini, di sebuah sudut gang sempit, menuturkan, hubungan Yeni dan Yusuf sebagai kakak beradik amat dekat. Semua hal yang dialami Yusuf juga diberitahukan kepada Yeni, termasuk foto-foto pesawat Sukhoi itu.

Setelah menamatkan kuliahnya di Akademi Komunikasi Indonesia, Yogyakarta, lanjut Yeni, Yusuf menjadi amat menguasai peranti lunak pengeditan video. Yusuf sempat bekerja di sebuah perusahaan perbankan. Namun, dua tahun terakhir ini, berbekal kemampuannya, Yusuf berpindah pekerjaan ke rumah produksi tersebut.

”Dia kakak dan pelindung dalam keluarga,” kata Yeni.

Yeni dan keluarga tahu bahwa Yusuf berada di dalam pesawat Sukhoi itu pada Rabu malam setelah siaran televisi memberitakannya. Esok harinya, Ny Sri Rahayu Ningsih bergabung dengan istri Yusuf, Adia Resvita, di rumah pasangan itu di Depok, Jawa Barat, untuk mencari kabar. Mereka akhirnya yakin dan jelas kian kecil berharap keluarga menikmati kebahagiaan dengan kehadiran Yusuf di tengah-tengah mereka.

”Ibu sudah melapor dan memberikan data Mas Yusuf untuk kepentingan identifikasi. Kini, kami hanya bisa menunggu,” tutur Yeni.

Masih berharap

Suasana duka masih terasa di kediaman reporter majalah Angkasa, Dody Aviantara, Minggu, di sebuah perumahan di kawasan Kunciran, Kota Tangerang, saat rombongan karyawan yang dipimpin CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo datang melayat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com