Dua tahun silam, seusai diwawancarai wartawan di dalam pesawat udara yang melintas dari Banjarmasin menuju Surabaya, Aburizal Bakrie bertanya kepada wartawan. ”Sekarang giliran saya bertanya kepada kalian. Menurut kalian, bagaimana perkembangan Partai Golkar sekarang?” tanya Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Wartawan tidak menyangka mendapat pertanyaan seperti itu. Wartawan mengira, kalaupun berbincang-bincang santai dengan wartawan, Ical—demikian Aburizal biasa disapa—akan memilih topik-topik ringan
Ical melanjutkan percakapan dengan menyampaikan optimismenya bahwa Partai Golkar semakin solid dan memiliki lebih banyak kader. Kerja kerasnya keliling daerah dan terobosan membuat kartu anggota partai yang juga berfungsi sebagai tanda keikutsertaan asuransi jiwa merupakan sebagian upaya untuk memenangkan partainya dalam Pemilu 2014.
Dengan tangkas, Ical menceritakan target Partai Golkar untuk menggaet 10 juta kader. Dengan asumsi setiap kader menarik dua orang nonkader untuk memilih Partai Golkar, Ical berharap, partainya bakal mendulang 30 juta suara.
Sebagai pembanding, dalam Pemilu Legislatif 2009, Golkar menempati posisi kedua dengan 15.050.634 suara (14,46 persen dari total suara). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di urutan ketiga dengan 14.600.391 suara (14,03 persen). Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu mendapatkan 21.225.916 suara (20,40 persen).
Kini, dua tahun kemudian, Partai Golkar sudah tidak melulu bicara tentang pencapaian pemilu legislatif. Pada tahun ini, mereka semakin keras menabuh genderang perang dengan menggelar rapat pimpinan nasional khusus. Agenda tunggal perhelatan ini adalah menetapkan Aburizal sebagai calon presiden tahun 2014.
Meskipun demikian, di tubuh Partai Golkar masih ada perbedaan pendapat soal penetapan capres tersebut. Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar yang diketuai Akbar Tandjung, misalnya, menilai pencalonan Ical sebagai capres tidak melalui mekanisme yang demokratis. Maka, Wantim merekomendasikan penjaringan calon presiden yang akan diusung dimulai dari akar rumput partai.
Melalui surat rekomendasi bertanggal 25 April 2012,
Pertemuan konsultasi dan koordinasi antara DPP dengan Wantim Partai Golkar, Selasa (8/5) malam, untuk membahas perbedaan pandangan tersebut, tidak membuahkan hasil. Dalam rapat itu, fungsionaris DPP membantah semua penilaian dan rekomendasi Wantim. DPP Partai Golkar tetap akan menetapkan Aburizal sebagai capres pada Pemilu 2014.