Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didik, Wartawan Foto "Air to Air" yang Andal

Kompas.com - 13/05/2012, 16:51 WIB
Natalia Ririh

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Profesionalitas dan keahlian Didik Nur Yusuf sebagai wartawan foto majalah Angkasa diakui benar oleh para rekan kerjanya. Bahkan, ia merupakan satu-satunya wartawan foto di Indonesia yang dapat memotret manuver pesawat dari udara.

Redaktur senior KOMPAS, Ninok Leksono, menilai sosok Didik dalam bidang kedirgantaraan tidak ada duanya. "Tidak ada pangkalan udara di Indonesia yang belum ia potret, tidak pernah ada pesawat yang tidak ia potret. Ia bekerja penuh semangat baik dalam keadaan sulit atau senang. Kami semua sangat kehilangan," katanya ketika bersama rombongan Keluarga Kompas Gramedia mengunjungi rumah Didik di Komplek Puri Kartika Baru, Jalan Jambu, Blok H3, RT 02 / RW09, Ciledug, Tangerang, Minggu (13/5/2012) siang.

Dedikasi Didik dan kecintaannya pada bidang dirgantara diketahui benar oleh salah seorang keponakannya, Gunawan, yang juga seorang pewarta foto sebuah surat kabar nasional. "Saya memang keponakan Mas Didik, tapi saya juga bisa berdiskusi soal foto dengan beliau. Mas Didik itu memiliki jaringan kerja luar biasa, bisa tembus ke petinggi militer karena dia sangat akrab dengan mereka bukan sebatas narasumber saja," ujarnya.

Ia menuturkan, Didik yang merupakan anak ke-12 dari 13 bersaudara ini mengawali karier sebagai pewarta foto pada akhir tahun 1980-an di majalah Hai. Tugasnya adalah sebagai fotografer profil sekolah. Namun, berjalan dua tahun, Didik tidak menemukan jiwanya di majalah anak muda ini.

Ketika majalah Angkasa, produk Kompas Gramedia yang menyoroti bidang kedirgantaraan membuka lowongan kerja, pria pencinta petualangan ini melamar lalu diterima. Kini, masa kerjanya telah mencapai 20 tahunan.

Bersama Angkasa, adrenalin Didik terpacu. Semangatnya menjelajahi pesawat dan bidang militer terasah. Dalam perjalanan kariernya, lanjut Gunawan, Didik mungkin satu-satunya wartawan air to air photographer di Indonesia. Keahlian Didik adalah memotret manuver pesawat tempur dari udara. "Jadi memotretnya bukan dari bawah, tapi dari pesawat tempur yang lain di udara," kata Gunawan.

Keistimewaan berada di backstage pesawat tempur, lanjutnya, karena Didik memiliki kualifikasi unggul. Ia memiliki kemampuan fotografi mumpuni serta didukung faktor kesehatan dengan level sedikit di bawah pilot pesawat tempur. "Kemampuan ini membuatnya terkenal di kalangan seprofesinya. Ia banyak diundang untuk seminar dan workshop tentang pesawat terbang," katanya.

Didik ikut serta dalam penerbangan pesawat Sukhoi Superjet 100 asal Rusia pada acara demonstrasi penerbangan di Jakarta, Rabu (9/5/2012). Pesawat itu kemudian jatuh di Gunung Salak, Bogor, pada pukul 14.33. Selain Didik, wartawan lain dari majalah Angkasa, Dody Aviantara, juga turut serta dalam penerbangan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com