Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Bisa Jadi Sumber Stres Keluarga Korban Sukhoi

Kompas.com - 13/05/2012, 12:26 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam situasi yang kalut, keluarga korban membutuhkan empati. Mereka bisa menjadi lebih stres karena pemberitaan dan cara penggalian berita oleh media. Contoh pemicu stres itu di antaranya karena adanya simpang siur berita mengenai perkembangan penanganan kecelakaan maupun pertanyaan yang ditujukan kepada mereka.

Keluhan keluarga korban terlontar beberapa kali setelah mereka berhadapan dengan media. "Lebih baik tunjukkanlah empati. Jangan lontarkan pertanyaan yang tidak perlu sehingga membuat mereka bertambah stres," tutur psikolog Mira Rumeser dari Himpunan Psikologi Seluruh Indonesia (Himpsi) Cabang Jakarta, Minggu (13/5/2012) ditemui di Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Jakarta.

Rumeser dan tim psikolog Himpsi yang dua hari ini turun mendampingi keluarga korban, menerima semua keluhan itu. Salah satu pertanyaan media yang seharusnya tidak perlu ditanyakan adalah "Bagaimana perasaannya bu, pak ?" Pertanyaan ini, katanya tidak akan membuat situasi keluarga menjadi lebih baik. Sudah pasti, katanya, mereka terpukul dengan musibah ini.

Pertanyaan berikutnya yang sebaiknya dihindari adalah memberi penghakiman bersifat provokasi. Hal ini bisa membuat keluarga korban menjadi terpancing emosinya. Lalu menyalahkan pihak-pihak yang saat ini bahu membahu bekerja menangani musibah kecelakaan.

Kepada media, Himpsi Jakarta membagikan buku berjudul Buku Saku Meliput Peristiwa Traumatik. Buku ini berisi tentang bagaimana peliputan dan pemberitaan mempengaruhi keluarga korban. Buku ibi dilengkapi dengan hasil penelitian Himpsi mengenai pengaruh peristiwa traumatis terhadap jurnalis.

Dalam penelitiannya, 17 persen responden menyatakan peristiwa traumatis dapat berpengaruh positif, 13 persen memberi pengaruh negatif, dan 41 persen tidak memberi pengaruh apa-apa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com