Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Dampingi Keluarga Korban Sukhoi

Kompas.com - 12/05/2012, 16:26 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Musibah kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh pada Rabu (9/5/2012) lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban penumpang. Untuk meringankan duka, tim psikolog diperbantukan mendampingi keluarga korban agar kondisi psikologisnya membaik.

"Tugas kami mendampingi keluarga korban. Kalau misalnya menghadapi musibah kan ada fasenya, kita terkejut, shock sampai kita bisa menerima hal itu," ujar Westka Amalia, salah seorang psikolog kepada Kompas.com di ruang terminal kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (12/5/2012).

Westka bersama 15 psikolog yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia tergerak hatinya untuk melakukan pendampingan bagi keluarga korban pesawat berbendera Rusia yang jatuh di lereng Gunung Salak, Batu Tapak, Sukabumi, Jawa Barat. Mereka dibagi menjadi dua tim, 4 orang di Halim Perdanakusuma, sementara 11 lainnya bertugas di Rumah Sakit Polri.

Pola pendampingan yang dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi bertahap dengan pihak keluarga, membiarkan mereka mencurahkan seluruh isi hatinya agar beban batin mereka sedikit berkurang. Setelah keluarga tersebut merasa lebih nyaman, psikolog akan melakukan penetrasi komunikasi, memberikan pemahaman untuk membangkitkan semangat orang tersebut.

"Ya kita tempatkan di ruangan yang nyaman, entah dia mau nangis, cerita, kita menyesuaikan. Ketika dia sudah cerita, kita mulai masuk dengan pemahaman siapa pemilik hidup kita. Kan intinya tiap orang punya keyakinan," lanjutnya.

Westka melanjutkan, kerja sosial yang dilakukannya sebenarnya telah dimulai sejak kemarin. Hanya, mereka masih memantau perkembangan kasus tersebut lewat media massa sambil memperhatikan perilaku keluarga korban yang tertekan atas berita tersebut.

Tim psikolog akan mendampingi keluarga korban hingga esok, tetapi tergantung dari situasi di lapangan. "Sampai besok, cuma ingin menyesuaikan lagi dengan situasi lapangan. Meskipun kasusnya sama, tapi penerimaan orang kan beda-beda," lanjutnya.

Westka berharap ada pihak ketiga yang juga melakukan pendampingan psikologis bagi anggota keluarga yang mengalami tekanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com