Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nancy Margried, Mengangkat Batik Fractal

Kompas.com - 04/05/2012, 18:09 WIB

Para pembatik sebenarnya senang dan ingin dibantu. Hanya saja, mereka terbentur soal akses teknologi. Ada juga yang sekadar mau, namun malas belajar. Senangnya, banyak juga yang sadar manfaat software JBatik dan berkonsultasi. Selain lewat pelatihan, software  ini juga bisa dimiliki dengan harga terjangkau, mulai dari 30 dollar AS per lisensi (CD kepingan). Permintaannya kebanyakan dari personal user yang berjiwa wirausaha.

"Tapi tetap saja ada pengalaman tak enak. Saya pernah dimarahi juragan batik tradisional ketika menjadi pembicara di sebuah workshop. Mereka bilang, kami menumpang ketenaran batik Indonesia. Anggapannya software ini akan melibas batik tradisional. Pernah juga dimarahi seorang desainer tenar karena kami dianggap merusak nilai luhur batik Indonesia. Perlahan saya coba jelaskan manfaatnya," ungkap perempuan yang bertindak sebagai CEO di Piksel Indonesia ini.

Untuk mendapatkan produk batik fractal, konsumen bisa membelinya melalui jalur online. Motif dan modelnya tertera di website www.batikfractal.com. Sedangkan untuk custom made dapat langsung menghubungi Nancy. Setelah berembuk soal desain, kemudian diproduksi. Setiap batik rata-rata memerlukan waktu pengerjaan, termasuk desain, 3-4 minggu. Batik fractal berbeda dengan butik batik karena ada brand, ciri khas dan eksklusif. Untuk ready to wear  harganya berkisar Rp 150-700 ribu, dan batik tulis premium (kain sutera) mulai dari Rp 1 juta. Produktivitasnya sekitar 50-100 batik dalam sebulan.

Jika Anda ingin mencoba software JBatik, bisa mengakses lewat website. Anda tinggal mencetak dan memproduksinya sesuai keinginan. Motif yang dimiliki tim Nancy sekitar 600 jenis. Bila rajin mengulik, satu motif batik bisa menjalar jadi ribuan varian.

Selain diproduksi dalam bentuk produk fashion, batik fractal juga bisa muncul pada desain interior, mobil, kursi, maupun homeware. Mereka bahkan pernah mengaplikasikan batik pada interior kereta api dan gedung perkantoran. Pola pemasarannya lebih ke personal selling dan promosi dari mulut ke mulut. Selain dari Jakarta, banyak juga pelanggan dari daerah, seperti Surabaya, Pekalongan, Kalimantan, dan Medan.

Ke depan, Nancy berencana tetap fokus dalam pengembangan software agar pemakainya makin banyak hingga ke luar negeri. Selain itu, ia sedang merancang Batik Goes to School dan Batik Goes to Campus. Ia berharap Jbatik selain bisa membangkitkan kreativitas, juga bisa jadi pencetak entrepreneur. "Anak muda Indonesia jangan sampai lupa pada batik. Jangan cuma jadi pemakai, tapi juga harus jadi pelaku (pembatik)," pesannya.

(Tabloid Nova/Ade Ryani HMK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com