DENPASAR, KOMPAS.com - Jenazah Wakil Menteri ESDM, Profesor Widjajono tiba di ruang instalasi forensik RSUP Sanglah, Denpasar pukul 19.00 WITA. Jenazah yang terbalut kain sarung dan handuk langsung dimasukkan ke Kamar Jenazah namun belum diketahui tindakan apa yang akan dilakukan karena belum ada pihak yang memberi keterangan resmi.
Awalnya jenazah tiba di Base Ops Lanud Ngurah Rai sekitar pukul 18.40 WITA dan langsung dibawa ke RSUP Sanglah menggunakan mobil Ambulance. Untuk mempercepat perjalanan 2 mobil patwal Polri dibantu TNI mengawal hingga ke RSUP Sanglah.
Sampai saat ini belum terlihat pejabat pusat maupun Daerah yang datang ke rumah sakit. Di depan kamar jenazah hanya ada dua karangan bunga bela sungkawa dari Kementrian ESDM dan Badan Geologi Bandung.
Widjajono Partowidagdo meninggal dunia saat melakukan pendakian Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Ia mendadak lemas saat pendakian. Tiga helikopter dari Basarnas, Polri, dan PT Newmont dikerahkan untuk mengevakuasi Widjajono. Namun, evakuasi terkendala kabut tebal.
"Helikopter Newmont sempat dikerahkan untuk mengevakuasi namun kembali karena cuaca buruk," kata Kepala Kantor SAR Mataram Marsudi, yang dihubungi dari Mataram, Sabtu.
Evakuasi akhirnya dilakukan melalui jalur darat. Tim SAR menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai posisi Widjajono.
"Kami berupaya bergerak ke pegunungan menggunakan kendaraan bermotor sampai di mana bisanya. Lalu berjalan kaki ke posisi beliau berada," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distemben) Provinsi NTB Eko Bambang Sutedjo mengatakan, semula tim evakuasi hendak membawa Wamen ESDM itu ke rumah sakit di Denpasar, Bali, menggunakan helikopter langsung dari wilayah pegunungan Tambora. Namun, helikopter PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) yang dipergunakan untuk evakuasi udara, kesulitan mendarat.
"Cuaca buruk, helikopternya kembali. Sekarang sedang diupayakan evakuasi darat dan diharapkan bisa terlaksana. Kami juga ’stand by’ kalau-kalau akan dibawa ke RSUP NTB di Mataram lebih dulu," ujarnya.
Widjajono dikenal suka berpetualang mendaki gunung semenjak kuliah dan ikut dalam organisasi pecinta alam di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.