Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai BUMN "Tuntut" Dahlan Iskan

Kompas.com - 16/04/2012, 15:20 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mendapat kado tuntutan dari pegawainya di Kementerian BUMN. Kado tuntutan tersebut disampaikan saat perayaan ulang tahun Kementerian BUMN ke-14. Tyas, salah satu pegawai Kementerian BUMN menuntut Dahlan Iskan agar menyelesaikan masalah pola karir yang jelas di kantor tersebut. Selama ini, sistem karir di Kementerian BUMN dinilai tidak jelas dan tidak berdasarkan kemampuan pegawai. "Selama ini performa pegawai tidak diukur secara fair. Sehingga sistem karir juga tidak jelas. Kami juga menuntut remunerasi," kata Tyas saat perayaan ulang tahun Kementerian BUMN ke-14 di kantornya, Jakarta, Senin (16/4/2012).

Dia juga menuntut agar Kementerian BUMN melakukan reformasi birokrasi secara besar-besaran. Selama ini reformasi hanya ditujukan kepada pegawai baru, sementara pegawai lama masih menggunakan birokrasi lama. Padahal untuk mewujudkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, kata Tyas, harus dimulai dari jajaran pimpinan baru diikuti oleh bawahan.

Erwin, salah satu pegawai Kementerian BUMN bagian Humas justru mengaku galau di kantornya. Selama bekerja di BUMN, dia belum mendapatkan fasilitas yang layak. "Kami ingin dipermudah mendapat akses membeli rumah. Selama ini kami justru dipersulit," kata Erwin. Bahkan untuk menyekolahkan anak, melakukan khitan anak, pegawai BUMN sampai ada yang meminjam uang ke teman-temannya.

Menanggapi tuntutan pegawainya, Dahlan Iskan dengan tenang menjawab. Bahkan sesekali dengan kelakar menjawab setiap tuntutan tersebut. "Saya mencatat dengan baik tuntutan saudara. Saya terima, tapi saya belum tentu melaksanakan semua tuntutan itu," kata Dahlan.

Untuk remunerasi dan sistem karir di Kementerian BUMN, Dahlan mengaku lepas tangan. Hal itu disebabkan kewenangan remunerasi dan sistem karir ini bukan kewenangannya, melainkan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Kementerian Keuangan. "Saya juga bingung kenapa sampai sekarang ada pegawai BUMN yang belum punya rumah. Kalau di swasta, saya bisa cari jalan keluarnya," tambahnya.

Dahlan mengaku saat belum menjabat sebagai Direktur Utama PLN dan Meneg BUMN, dirinya selalu melakukan survei ke setiap karyawannya, siapa saja yang belum memiliki rumah. Dari survei kecil-kecilan tersebut, ternyata ada empat orang karyawan yang belum memiliki rumah. Setelah ditelisik, tiga orang karyawannya tersebut memiliki menantu anak tunggal yang kaya, sehingga mereka akan langsung tinggal di pondok menantu indah. "Satunya lagi lebih ke soal prinsip. Dia merasa selalu ingin meninggal, sehingga tidak ada gunanya membeli rumah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com