Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Didemo, Jurnalis Dipukul

Kompas.com - 14/04/2012, 00:10 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Kedatangan Wakil Presiden Boediono ke Sumatera Utara, Jumat (13/4/2012), diwarnai aksi unjuk rasa. Menyikapi demo ini, aparat TNI melakukan tindakan represif sehingga sejumlah wartawan menjadi korban pemukulan.

Unjuk rasa dilakukan belasan orang dari Komite Tani Menggugat di depan Kantor Pos Besar, di Jalan Balai Kota, Medan. Mereka menuntut penyelesaian masalah tanah di Sumut. "Kami ingin tuntutan kami didengar karena kepala daerah di sini tidak menanggapi," teriak massa.

Para pendemo semula dikelilingi barikade ratusan pasukan Arhanudse dan Armed. Sementara itu, petugas kepolisian sempat meminta pengunjuk rasa pindah karena rombongan Boediono akan melintas menuju Hotel JW Marriott, tetapi mereka menolak. Tak lama berselang, aparat TNI mulai bertindak represif. Mereka mengambil paksa poster dari tangan pengunjuk rasa. Para pendemo pun diseret dan digotong.

Saat aksi represif ini terjadi, jurnalis perempuan SCTV Tuti Alawiyah Lubis disikut pada bagian bibir. Dia juga didorong hingga terjerembab. Begitu juga dengan jurnalis lain, seperti Ayat Sudrajat Hasibuan (Trans TV) dan Bahana Situmorang (TV One) juga didorong hingga jatuh. "Awalnya masih tenang, TNI berusaha menutupi massa dengan balik kanan menghadap ke jalan. Tiba-tiba mereka menarik poster dan pendemo disuruh pindah. Aku didorong di bagian bahu sampai terjungkal mengenai kereta (mobil) yang sedang parkir," kata Tuti, Jumat (13/4/2012) malam.

Saat wartawan mengikuti aparat TNI menyeret para pengunjuk rasa dan mempertanyakan aksi represif itu, oknum TNI melayangkan pukulan ke arah wajah jurnalis TV Berita Satu, T Yudhistira. Setelah sempat terjadi keributan, tentara melepaskan para pendemo dan membiarkan mereka berdemo di depan kantor Bank BCA, sekitar 30 meter dari lokasi semula.

Di tempat ini, tentara kembali membuat barikade, menutupi para pengunjuk rasa dari pelintas Jalan Balai Kota. Namun, ternyata rombongan Boediono tidak lewat dari jalan itu. Mereka dikabarkan memutar dari Jalan Jawa kemudian masuk ke Jalan Putri Merak Jingga sebelum akhirnya tiba di Hotel JW Marriott.

Ass Ops Kodam I BB Kolonel Yotanobey yang datang ke lokasi tak banyak berkomentar mengenai kejadian ini. Dia membantah tindakan represif itu karena kedatangan Wapres Boediono. "Tidak, tidak karena itu," ucapnya singkat.

Meski Yotanobey membantah, pengamanan di Kota Medan terkesan berlebihan. Sejumlah panser disiagakan, seperti di depan Stasiun Besar Kereta Api Medan. Tentara bersenjata laras panjang juga disebar di sejumlah persimpangan dan lokasi-lokasi strategis, seperti hotel, bank, dan SPBU. Pengamanan ekstraketat ini pun diimbangi dengan kemacetan di sejumlah titik Kota Medan.

Boediono datang ke Sumut setelah kunjungannya ke Aceh. Setelah mendarat di Bandara Polonia, dia menggunakan helikopter mengunjungi Bandara Kuala Namu. Dia kembali ke Medan menggunakan jalur darat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com