Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III Minta Hakim Demo ke MA

Kompas.com - 10/04/2012, 18:24 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat meminta kepada hakim untuk mempertanyakan kepada Mahkamah Agung penggunaan tambahan anggaran yang telah disetujui oleh DPR. Pasalnya, DPR telah setuju menambahkan anggaran untuk MA sebesar Rp 405,1 miliar dalam APBNP 2012.

"Sampai sekarang kita masih tunggu rinciannya (penggunaan anggaran) untuk apa. Kita sarankan datang demo ke MA. Jangan-jangan uang Rp 400 miliar itu ngga ada untuk kesejahteraan hakim. Jadi jangan salahkan wakil rakyat," kata Ketua Komisi III Benny K Harman saat menerima pengaduan dari para hakim di Komplek DPR, Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Puluhan hakim dari berbagai daerah datang ditemani dua anggota Komisi Yudisial untuk mengadukan berbagai hal terkait haknya sebagai hakim. Salah satunya terkait gaji yang tak naik dalam empat tahun terakhir.

Kepada para hakim yang rata-rata bertugas di bawah 10 tahun itu, Benny berjanji bahwa Komisi III akan terus memperjuangkan peningkatan kesejahteraan hakim sesuai kewenangan yang dimiliki. Meski demikian, politisi Partai Demokrat itu meminta agar seluruh hakim itu tetap bekerja dengan baik meskipun dengan gaji minim.

Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menilai, MA tidak lagi gencar memperjuangkan kesejahteraan hakim. Selain itu, menurut dia, seperti kepolisian dan kejaksaan, anggaran untuk MA membengkak di pusat dan minim turun ke daerah.

"Agak aneh kalau reformasi yang pelayanannya ada di pelosok, tapi yang disejahterakan di Jakarta," kata Eva.

Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, jika tidak ada anggaran untuk penambahan gaji hakim dari dana Rp 405 miliar, MA berarti lebih mementingkan menggunakan anggaran untuk proyek. "Bisa jadi proyek lebih enak dibanding memberi ke wakil Tuhan," kata dia.

Jangan mogok sidang

Dalam rapat itu, seluruh fraksi yang hadir yakni Partai Golkar, PKS, PDIP Demokrat, dan PAN, serta pimpinan Komisi III meminta agar hakim tidak merealisasikan ancamannya untuk mogok sidang jika tuntutannya tidak dipenuhi.

"Tidak perlu mogok. Gimana rasa kepercayaan kita pada hukum nanti. Cari cara yang lebih elegan untuk menjaga martabat wakil Tuhan," kata Aboe Bakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Nasional
    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Nasional
    KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

    KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

    Nasional
    Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

    Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

    Nasional
    PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

    PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

    Nasional
    Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

    Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

    Nasional
    Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

    Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

    Nasional
    KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

    KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

    Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

    Nasional
    Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

    Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

    Nasional
    Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

    Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

    Nasional
    Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

    Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

    Nasional
    Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

    Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

    Nasional
    KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

    KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

    Nasional
    Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

    Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com