SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo belum memberikan jawaban pasti tentang tawaran Partai Golkar Jawa Timur yang akan menyandingkannya dengan Aburizal Bakrie menjadi Cawapres pada Pemilu 2014 mendatang. Sebagai seorang birokrat yang masih memiliki tugas memimpin Jawa Timur hingga Februari 2014, dia harus patuh kepada jalur komunikasi hirarkis dengan Presiden.
"Saya boleh maju atau tidak, itu terserah presiden SBY," katanya, Selasa (10/4/2012).
Selain harus patuh kepada pimpinan negara, Soekarwo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur juga harus patuh kepada titah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
"Jadi selain sebagai presiden, perintah Pak SBY juga sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, biar beliau nanti yang memutuskan," ungkapnya.
Soekarwo diusulkan mendampingi Aburizal Bakrie oleh DPD Partai Golkar Jawa Timur karena berbagai pertimbangan. Diantaranya karena pertimbangan psikologis nasional, yakni meskipun presidennya dari luar Jawa namun wakilnya harus dari Jawa.
Pertimbangan peluang perolehan suara dianggap cukup rasional, karena Provinsi Jawa Timur memiliki lebih dari 30 Juta penduduk yang mempunyai hak pilih. Jumlah tersebut sekitar 28 persen dari jumlah pemilih nasional.
"Saya yakin jika Soekarwo jadi Cawapresnya Pak Ical, masyarakat Jawa Timur pasti akan mendukung," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Martono.
Secara lisan, pihaknya sudah menyodorkan nama Soekarwo kepada Aburizal Bakrie awal bulan lalu, bersamaan dengan penyampaian dukungan DPD dan DPC se-Jawa Timur kepada Aburizal Bakrie sebagai Capres dari Partai Golkar pada Pemilu 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.