JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, perjalanan pemerintahan selama dua tahun ini menghasilkan suatu formasi koalisi yang ganjil dan tidak produktif. Ada anggota koalisi parpol pendukung pemerintah yang mengambil sikap oposisi.
Maka itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Sekretariat Gabungan Parpol Pendukung Pemerintah, beserta parpol koalisi, tengah menyusun ulang koalisi. Terkait hal ini, Kepala Negara dikatakan telah mengetahui konsekuensi dari penyusunan ulang formasi koalisi di Parlemen dan Kabinet.
"Presiden memang sedang memikirkan, tak hanya langkah, tapi juga menghitung risiko politik yang dikalkulasikan secara cermat," kata Daniel kepada para wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/4/2012).
Ia mengatakan, penyusunan ulang formasi koalisi di Parlemen dan Kabinet ini merupakan langkah berani yang ditunggu politik. Baik Presiden maupun seluruh anggota koalisi sepakat bahwa wibawa dan kehormatan Setgab harus ditegakkan.
Dengan adanya formasi baru koalisi, pemerintah diharapkan dapat menjalankan roda pemerintahan serta menciptakan suasana politik yang kondusif demi pembangunan bangsa.
Ketika ditanya apakah Presiden akan melakukan perombakan kabinet, Daniel mengatakan, "Reshuffle merupakan implikasi yang masuk akal dari perubahan susunan koalisi di Parlemen. Tapi kita tunggu saja. Mohon publik mengerti ini keputusan penting yang harus dipikirkan secara serius."
Daniel mengatakan, Presiden akan segera menyampaikan hal ini kepada publik pada waktu yang tepat. Ketika ditanya waktunya, Daniel mengatakan, "Semakin cepat semakin baik."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.