Jakarta, Kompas -
”Lokasi penangkapan pertama di rumah anggota DPRD Riau berinisial MFA. Bersama dia ditangkap tiga orang (pihak) swasta dan dua orang dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau. Setelah itu, kami menangkap enam anggota DPRD di kantor mereka,” kata Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Priharsa di Jakarta, Selasa (3/4) malam.
Menurut Priharsa, dalam operasi tangkap tangan itu, KPK juga menyita sejumlah uang. Belum diketahui pasti jumlah uang yang ikut disita. ”Yang jelas, jumlahnya di atas Rp 500 juta,” kata Priharsa.
Setelah itu, KPK menangkap enam anggota DPRD Riau berinisial AA, II, MD, TM, TA, RS di kantor mereka. ”Penangkapan ini terkait pembahasan peraturan daerah persiapan penyelenggaraan PON 2012 di Riau,” kata Priharsa. Tujuh anggota DPRD Riau itu dari sejumlah fraksi, AA dan RS dari Fraksi Partai Amanat Nasional, MFA dari Fraksi Partai Golkar, TA dari Fraksi PDI-P, TM dari Fraksi Partai Demokrat, MD dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dan II dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.
KPK memang sejak lama mengendus ada upaya suap-menyuap terkait pembahasan sejumlah proyek terkait pelaksanaan PON 2012 di Riau. Khusus untuk operasi tangkap tangan itu, tim KPK berangkat beberapa hari lalu setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.
”Tim berangkat beberapa hari lalu. Jumlahnya 10 orang. Mereka menangkap MFA sekitar pukul 17.00. Sejam kemudian, tim kedua bergerak menangkap enam anggota DPRD di kantor mereka,” katanya.
Saat ini, semua yang ditangkap itu sedang menjalani pemeriksaan di Markas Polda Riau. Belum ada rencana kapan membawa mereka ke Jakarta. ”Belum jelas kapan mereka akan dibawa ke Jakarta. Untuk sementara, mereka masih menjalani pemeriksaan di sana,” katanya.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan, koordinasi operasi tangkap tangan di Riau dipegang oleh Wakil Ketua KPK lainnya, Busyro Muqoddas. Operasi tangkap tangan itu merupakan yang pertama dalam periode kepemimpinan KPK jilid ketiga ini. ”Tadi kebetulan yang koordinasi awal oleh Busyro Muqoddas. Rinciannya segara dibagi,” kata Bambang.