SUKABUMI, KOMPAS.com - Tubuh tegap, berpenampilan rapih dan serba kecukupan materi. Itu mungkin yang terlintas ketika membayangkan seorang staf Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pekerjaan beresiko ini memang menuntut kondisi fisik yang prima dan penampilan sebaik mungkin. Dengan resiko dan tanggungjawab seperti ini tentunya negara juga memberikan fasilitas yang memadai bagi para anggotanya.
Namun, dugaan di atas sirna ketika mengenal seorang pensiunan staf Paspamres bernama Pak Tatang (71). Ia adalah seorang staf Paspampres tahun 1965 - 1995 (saat itu bernama Resimen Cakrabirawa) yang hidup dengan keadaan yang memprihatinkan di Kampung Pasekon, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat.
"Dahulu beliau (Pak Tatang) adalah seorang staf Paspampres dari tahun 1965 sampai tahun 1995. Beliau bertugas selama 30 tahun, sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno sampai Presiden Soeharto," tulis Daniel Mashudi, reporter warga yang melaporkan kondisi Pak Tatang di Kompasiana, Selasa ini (27/4/2012).
Saat masih menjadi staf Paspampres, Pak Tatang berkantor di kawasan Gambir, Jakarta dan dirinya juga menjalani usaha menjadi pedagang makanan, tukang becak dan pekerjaan lainnya yang diisi saat tidak bertugas. Semua dilakoni Pak Tatang demi menyambung hidup ketika itu.
Saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Daniel menuturkan tentang kondisi rumah Pak Tatang yang berdiri dengan tembok yang tidak dicat dan ukurannya pun kecil. Isi rumah pak Tatang tidak banyak, hanya beberapa kursi dan lemari kayu serta sebuah televisi dan pemutar video. Meski masih menerima bantuan dari pemerintah setiap bulan, kondisi perokonomian Pak Tatang terbilang memprihatinkan.
"Pak Tatang menjawab bahwa beliau menerimanya (bantuan) di tanggal 10 setiap bulannya. Mengenai besarnya berapa, beliau tidak menyebutkannya." tulis Daniel ketika menanyakan uang pensiun.
Kondisi rumah Pak Tatang dapat menggambarkan berapa besaran bantuan itu. Saat ini Pak Tatang memiliki dua orang anak yang telah menikah dan tinggal tidak jauh dari rumahnya, sedangkan istrinya telah meninggal sejak lama.
Cerita lengkap "Potret Suram Seorang Pensiunan Staf Paspampres" dapat dibaca di Kompasiana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.