Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Sukses Bukan untuk Diri Sendiri

Kompas.com - 12/03/2012, 16:31 WIB

KOMPAS.com - Banyak perempuan yang sukses dengan memilih berwirausaha mandiri. Namun tak banyak dari mereka yang mau menunjukkan keberadaannya, lantaran merasa belum layak atau tak pantas, bahkan malu mengakui kesuksesannya. Padahal, kesuksesan perempuan entrepreneur dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lain, apalagi jika mendapatkan penghargaan bergengsi semacam Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women (EY-EWW).

Ketika memutuskan berwirausaha, perempuan juga menjunjung nilai tertentu, bukan semata mengejar keuntungan berlipat. Nilai-nilai hidup inilah yang semestinya juga bisa disebarluaskan kepada semua orang, oleh perempuan pengusaha yang sukses melalui penghargaan yang mendorong perhatian dari publik. Bukan bermaksud pamer tentunya, namun lebih kepada niat untuk saling berbagi.

Sukses dan membumi
Tiga tahun berturut-turut sejak 2010, Ernst & Young mengenalkan perempuan pemenang Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women. Ajang penghargaan dan pengakuan dunia untuk perempuan entrepreneur yang memiliki skill kewirausahaan tinggi, dan tangguh mengelola perusahaan di bidang apa pun tanpa kecuali.

Jiwa wirausaha dan kepemimpinan para pemenang ini telah teruji. Tak hanya sukses memimpin perusahaan dan mengelola bisnis, para perempuan pemenang ini juga sukses membuka kesempatan kepada perempuan lain untuk berkembang.

Memiliki jiwa sosial dan memberdayakan perempuan memang tidak terdapat dalam kriteria pemilihan EY-EWW. Namun, jiwa kepemimpinan yang dimiliki para pemenang penghargaan ini mendorongnya untuk berbagi ilmu dan pengalaman, membuka lapangan pekerjaan, dan kesempatan kepada perempuan yang tak memiliki akses seberuntung dirinya.

Anne Avantie, maestro kebaya Indonesia asal Semarang, terpilih sebagai salah satu sosok Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011. Anne mengaku tak merasa pantas mengikuti ajang penghargaan ini. Latar belakang pendidikannya yang hanya lulus SMP, dan berbagai faktor lain, membuatnya merasa tak setara berdiri sejajar dengan perempuan hebat yang juga menjadi pemenang Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011. Namun atas rekomendasi majalah Femina, Anne berhasil mendaftarkan diri dan lolos seleksi.

Kehadiran Anne mewakili kaum perempuan biasa dari daerah yang berhasil meraih sukses berbisnis, bermodalkan jiwa kewirausahaan dan harapan. "Indonesia punya banyak perempuan yang tidak punya kesempatan berkembang. Kesempatan untuk maju tidak banyak dimiliki. Pendidikan juga tidak mendukungnya. Ernst & Young mengambil Anne sebagai pemenang, karena Ernst & Young butuh contoh pemenang dari perempuan biasa dari daerah, yang ke Jakarta hanya berani naik kereta, memiliki 300 karyawan dengan 12 perusahaan di bawahnya, seorang penjahit lulusan SMP yang hanya memiliki jiwa, harapan, dan cinta," ungkap Anne saat jumpa pers peluncuran Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2012 di The Financial Club, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (12/3/2012).

Bercermin pada pengalamannya sendiri, Anne pun berharap Ernst & Young dapat memfasilitasi pemenang untuk melakukan pembinaan kepada perempuan-perempuan Indonesia sepertinya.

"Pemenang harus terjun ke bawah mengangkat perempuan yang tak punya kesempatan untuk berkembang," ungkap Anne, yang mempekerjakan perempuan tanpa latar belakang pendidikan fashion untuk membantunya menciptakan kebaya berlabel Anne Avantie.

Donda Lucia Yuniar Hutagalung, pendiri dan direktur perusahaan garmen pemenang Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011, juga memiliki semangat yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com