JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkaran Survei Indonesia memprediksi isu kenaikan harga bahan bakar minyak tidak akan menyebabkan jatuhnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kalaupun ada unjuk rasa, sifatnya hanya sementara dan tak akan menjadi gelombang besar sebagaimana terjadi saat reformasi menggulingkan Presiden Soeharto.
"Hasil riset kualitatif Lingkaran Survei Indonesia memprediksi kenaikan harga BBM tidak akan melahirkan gerakan yang bisa menjatuhkan SBY. Seandainya ada kelompok yang ingin makar dengan menunggangi isu BBM, itu hanya minor dan akan hilang digulung waktu," kata Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (11/3/2012).
Meski demikian, menurut Adjie, kenakan harga BBM tetap akan menimbulkan kerusuhan dan gelombang unjuk rasa.
Soal apakah unjuk rasa akan masif dan lama periodenya bergantung pada cara pemerintah merespons. "Juga tergantung dukungan logistik dari aneka pemain politik terhadap gelombang demonstrasi itu," kata Adjie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.