Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Terganggu

Kompas.com - 03/03/2012, 04:11 WIB

Batusangkar, Kompas - Banjir bandang atau galodo yang melanda wilayah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pekan lalu, berimbas pada perekonomian warga setempat. Hingga Jumat (2/3), penduduk belum bekerja di sawah dan ladang karena khawatir akan terjadi banjir susulan.

Pasar terdekat dari Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, lokasi banjir bandang, kemarin tampak sepi. Tidak ada pedagang yang berjualan karena sangat sedikit warga yang membeli. Warga masih sibuk mengurusi rumahnya yang terancam galodo.

Kasmir, Ketua Kelompok Tani Saiyo di Jorong Tanggah XX, Nagari Padang Laweh Malalo, mengatakan, untuk satu hingga dua bulan ke depan persediaan logistik penduduk diperkirakan mulai menipis.

Galodo yang membawa serta material lumpur dan batu-batu besar telah menghancurkan sawah dan ladang setempat. Sekalipun masih ada 90 hektar sawah yang tidak terkena galodo secara langsung, tetap saja terganggu karena 14 saluran irigasi di sekitar lokasi hancur dihantam galodo. Akibatnya, pasokan air ke sawah terhenti.

Kasmir memperkirakan, untuk memulihkan kondisi ekonomi keluarga masing-masing, warga akan mulai menanami ladang dengan palawija.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Datar Altri Suandi menyampaikan, masa tanggap darurat selama lima hari berakhir kemarin, Jumat (2/3). Dengan demikian, bantuan logistik untuk para korban pun tidak lagi diberikan.

Koordinator posko bantuan di Jorong Tanggah XX Datuk Bagindo Basa, mengatakan, yang paling dibutuhkan warga adalah beras dan air bersih. Sementara ini kebutuhan air bersih untuk keperluan memasak, mandi, dan mencuci korban galodo di Nagari Padang Laweh Malalo dipasok oleh PDAM Tanah Datar dengan mengirimkan satu tangki air sehari.

Banjir lahar

Sementara itu, banjir lahar dingin Gunung Bromo, Kamis malam, menggenangi ratusan rumah di Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sejumlah bangunan rusak, dan kerugian diperkirakan Rp 1 miliar.

Kepala Desa Pesisir Muhammad Rofii (42) mengungkapkan, selain bangunan dan jembatan, banjir itu juga menimbun 90 hektar sawah di Desa Pesisir ini. ”Tanaman padi rusak,” katanya.

Sejumlah anak Sungai Batanghari di kawasan hulu, Kabupaten Bungo dan Merangin, Jambi, juga meluap. Sebagian pembangkit listrik bertenaga mikro hidro rusak diterjang banjir.

Di Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Batin III Ulu, Bungo, kerusakan terjadi pada dua dari tiga unit pembangkit listrik bertenaga mikro hidro setelah diterjang luapan air Sungai Batang Limun. Sekitar 50 rumah tak teraliri listrik sejak sepekan terakhir. (DIA/ADH/INK/ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com