JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Indonesia diminta untuk menjaga ingatan sejarah agar tidak melupakan rekam jejak gelap Prabowo Subianto pada masa lalu, terutama terkait dengan penculikan aktivis, kerusuhan Semanggi, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Ingatan itu penting sebagai bahan pertimbangan agar tak keliru dalam memilih pemimpin nasional pada Pemilu 2014 nanti.
Ajakan itu diungkapkan Ketua Badan Pengurus Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Usman Hamid, di Jakarta, Kamis (23/2/2012).
Respons Usman itu disampaikan terkait hasil survei "Mencari Calon Presiden 2014" oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Jajak pendapat itu menunjukkan Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), punya peluang besar untuk memenangi Pemilu Presiden 2014.
Prabowo terpilih dengan mengalahkan sejumlah tokoh yang telah melakukan sosialisasi dan diusung partainya, seperti Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa.
Usman Hamid menilai, hasil survei ini memperlihatkan masyarakat mudah lupa pada rekam jejak Probowo. Saat masih aktif di militer, sosok itu dikaitkan dengan penculikan para aktivis demokrasi, penembakan mahasiswa, dan pelanggaran HAM. "Kita harus menjaga ingatan atas sejarah ini," katanya.
"Kita perlu ingatkan publik akan rekam jejak itu dengan bertanya pada korban atau keluarga yang kehilangan anak-anaknya pada masa lalu. Jangan sampai republik ini dipegang oleh sosok yang keliru," tambah Usman Hamid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.