JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha Haris Suharman, saksi dalam kasus dugaan suap pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID), melaporkan ancaman yang diterimanya dan keluarga ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (21/2/2012).
Haris mengatakan, istrinya mendapat teror bahkan sempat disandera sejumlah preman. Ia menduga, teror ini terkait posisi Haris sebagai saksi kasus dugaan suap PPID yang menjerat mantan anggota Badan Anggaran DPR, Wa Ode Nurhayati, dan pengusaha Fahd A Rafiq. "Saya ingin bertemu penyidik (KPK) sehubungan teror yang dialami istri saya," kata Haris di Gedung KPK, Jakarta.
Dia juga akan menyerahkan foto-foto kedatangan para preman itu kepada penyidik KPK. Haris menuturkan, penyanderaan tersebut terjadi pada Minggu pekan lalu. Saat itu, Haris tengah berada di luar kota, yaitu di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia menuturkan, sekitar 35 preman mendatangi rumah Haris dan menyandera istrinya selama lebih kurang dua jam. Selebihnya, Haris enggan menjelaskan lebih rinci kronologi penyanderaan itu. Dia juga mengaku telah berupaya meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sejak 16 Desember 2011. "Sampai hari ini saya belum mendapat surat balasan dari LPSK," ucapnya.
Haris dicegah bepergian ke luar negeri oleh KPK terkait kepentingan penyidikan kasus dugaan suap PPID 2011. KPK menetapkan dua tersangka kasus ini, yaitu Wa Ode Nurhayati dan Fahd A Rafiq. Selaku anggota Banggar DPR saat itu, Wa Ode diduga menerima suap senilai Rp 6 miliar dari Fahd. Pemberian suap itu terkait pengalokasian dana PPID di Aceh. Uang tersebut diduga diberikan Fahd melalui perantara Haris Suharman dengan cara transfer rekening ke staf pribadi Wa Ode, Sefa Yolanda.
Wa Ode mengungkapkan adanya keterlibatan pimpinan Banggar DPR dalam kasus ini. Wa Ode juga menuding Ketua Banggar, Melchias Markus Mekeng, bermain dalam kasusnya. Politikus Partai Amanat Nasional itu juga menduga kalau kasusnya ini merupakan skenario Partai Golkar.
"Saudara Haris kader dari tempat yang sama. Saudara Fahd kader dari tempat yang sama. Saudara Mekeng kader dari tempat yang sama. Saudara Nudirman kader dari tempat yang sama. Kawan-kawanlah yang tafsirkan sendiri," kata Wa Ode beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.