Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa-bisa Dosen Tak Punya Waktu Mengajar...

Kompas.com - 20/02/2012, 14:58 WIB

Mengenai jurnal online sebagai alternatif, ia menyatakan, jurnal online juga tetap memerlukan reviewer.

“Kalau tidak begitu ya berarti bukan jurnal ilmiah. Tim reviewer itu meliputi 2-3 orang yang ahli di bidangnya,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menyoroti kebijakan jurnal ilmiah itu dari dua aspek yakni sumber daya manusia  reviewer (penguji) dan definisi ilmiah yang dimaksud dalam surat edaran itu.

“Syarat reviewer itu sulit. Bahkan, jurnal ilmiah itu juga bukan sekadar meringkas skripsi, karena tidak semua skripsi itu memenuhi standar ilmiah yang bisa masuk jurnal ilmiah,” katanya.

Untuk Program S-2, menurutnya, juga masih sulit diterapkan, karena S-2 itu bersifat abu-abu. “Peserta Program S-2 itu ada yang akademis tapi ada juga yang profesional. Saya lebih setuju jurnal ilmiah itu untuk program S-3 yang memang wajib meneliti dan penguasaan bahasa Inggris juga ada,” ujar Aditya.

Alternatifnya, pemerintah sudah harus menyiapkan sumber daya manusia dengan mendidik peneliti baru, seperti yang dilakukan Yohanes Surya yang melatih pelajar untuk mengikuti olimpiade sains.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com