Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FPI: Kami Korban, Bukan Pelaku Kekerasan

Kompas.com - 16/02/2012, 18:05 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab, berang terhadap pemberitaan media massa terkait peristiwa penolakan FPI di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu. Ia menuding media massa memojokkan ormasnya sehingga menjadikan FPI layaknya pelaku kekerasan.

"Peristiwa Palangkaraya itu FPI jadi korban. FPI bukan pelaku kekerasan sehingga menjadi tidak fair," ujar Rizieq, Kamis (16/2/2012), di ruang kerja Wakil Ketua DPD, Jakarta.

Dengan nada menggebu-gebu, Rizieq mengatakan dirinya kini sudah tidak lagi percaya kepada media massa. "Saya sudah tidak percaya wartawan. Saya sudah minta anggota FPI untuk menutup akses wartawan," tukasnya.

Rizieq mengaku heran pemberitaan yang berkembang saat ini justru pembubaran FPI. Padahal, menurut dia, pimpinan FPI yang saat itu dikepung telah diintimidasi oleh sekelompok orang yang ditudingnya merupakan orang suruhan Gubernur Kalimantan Tengah, Agustinus Teras Narang.

"Mau bubarkan gimana? Orang kami yang diserang malah kami yang disuruh bubar," ucapnya.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa memang FPI sempat terlibat dalam beberapa aksi kekerasan, salah satunya saat peristiwa Monas tahun 2008. "Di peristiwa Monas itu, kan sudah dibawa ke pengadilan. Munarman (Ketua Tim Advokasi FPI) juga sudah menjalani hukuman. Jadi mau apa lagi? Contoh-contoh yang ditampilkan juga sudah lama dan sudah diproses semuanya," tandas Rizieq.

Belakangan ini, aksi penolakan terhadap FPI mulai dilakukan di beberapa wilayah termasuk Jakarta. Gerakan Indonesia Tanpa FPI ini bermula dari aksi penolakan masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (11/2/2012) lalu.

Di sana, sejumlah anggota FPI pusat dari Jakarta tak bisa turun di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Rencananya, mereka akan melakukan pelantikan pengurus FPI Palangkaraya. Namun, sejumlah pihak yang mengatasnamakan warga menolak kedatangan mereka. Aksi tersebut berlangsung kurang lebih 2,5 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

    Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

    Nasional
    MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

    MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

    Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

    Nasional
    Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

    Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

    Nasional
    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    Nasional
    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com