JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, kembali disebut terlibat kasus dugaan korupsi. Kuasa hukum Mindo Rosalina Manulang, Ahmad Rifai, mengungkapkan, kliennya mengakui kalau Anas dan Muhammad Nazaruddin mengatur proyek pengadaan alat laboratorium di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Dugaan korupsi pada proyek pengadaan ini, disidik Kejaksaan Agung. "Kalau di grup lain, memang ada nama AU (Anas Urbaningrum) juga, termasuk yang bisa mengendalikan Permai Grup, memang dia (AU)," kata Rifai di Jakarta, Selasa (14/2/2012).
Menurut Rifai, dugaan keterlibatan Anas pada proyek di UNJ ini terungkap dalam pengakuan Rosa saat diperiksa penyidik Kejaksaan Agung sebagai saksi, beberapa waktu lalu. Dalam pemeriksaan itu, kata Rifai, Rosa ditanya siapa orang yang biasa memerintahnya. "Dijawab, MN dan AU," lanjutnya.
Adapun Rosa menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, perusahaan yang merupakan salah satu anak perusahaan Permai Grup (dulunya PT Anugerah Nusantara). Dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat laboratorium ini, PT Anugerah Nusantara diduga meminjam bendera PT Marell Mandiri untuk memenangkan tender proyek pengadaan pada 2010 itu.
"Dikoordinir oleh Mindo Rosalina Manulang, jadi PT Anugerah Nusantara minjem Marell," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Noor Rachmad, beberapa waktu lalu.
PT Marell yang menjadi pemenang tender diketahui menyubkontrakan pengerjaan proyek senilai Rp 17 miliar itu ke PT Anugerah Nusantara. Diduga, ada penggelembungan harga dalam pelaksanaan proyek ini yang menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 5 miliar.
Kejaksaan Agung pun menetapkan dua orang pejabat UNJ sebagai tersangka. Mereka adalah Pembantu Rektor III UNI, Fakhrudin selaku pejabat pembuat komitmen, dan dosen fakultas teknik UNJ, Tri Mulyono yang bertindak sebagai Ketua Panitia Lelang.
Lebih lanjut Rifai menjelaskan, Rosa mengakui kalau Anas dan Nazaruddin adalah dua orang yang memegang kendali di Permai Grup. "Yang jelas mereka bisa mengatur, menyuruh, jadi di sinilah KPK harus serius mengungkapkan siapapun yang terlibat," ungkap Rifai.
Setiap kegiatan terkait proyek yang dilakukan Rosa, katanya, selalu dilaporkan ke Nazaruddin dan Anas. "Namanya dia (Rosa) juga bawahan," ucap Rifai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.