Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksa Dana Pendapatan Rupiah: Prospek 2012

Kompas.com - 06/02/2012, 07:56 WIB
Anastasia Joice

Penulis

Kinerja Pendapatan Tetap Rupiah 2012

Geliat Reksa Dana pendapatan tetap kembali meningkat terkait tingginya imbal hasil obligasi pemerintah dalam rupiah atau SUN (Surat Utang Negara). Mengutip informasi dari Infovesta berupa Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap, pertumbuhan jenis reksa dana ini selama 2011 sebesar 12,32 persen. Indeks ini menunjukkan rata-rata pertumbuhan imbal hasil dari reksa dana pendapatan tetap yang ada di Indonesia. Walaupun cukup tinggi, kinerja indeks imbal hasil ini masih di bawah pertumbuhan imbal hasil dari SUN selama 2011. Parameter pergerakan obligasi pemerintah SUN dapat dicermati melalui indeks yang disebut HSBC IDR Bond Index. Indeks merupakan indeks yang merata-ratakan pergerakan harga dari obligasi SUN yang telah diterbitkan pemerintah. Berdasarkan indeks tersebut, SUN selama 2011 mencatatkan kenaikan 21,3 persen.

Besarnya imbal hasil dari reksa dana pendapatan tetap ini cukup menggembirakan karena jenis reksa dana ini menjadi alternatif investasi mengingat reksa dana saham menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan terutama diakibatkan oleh pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya 3,2 persen. Menganalisa prospek reksa dana pendapatan tetap pada 2012 tak lepas dari analisa prospek pertumbuhan obligasi pemerintah SUN maupun obligasi korporasi karena dua instrumen ini adalah instrumen investasi utama dari reksa dana pendapatan tetap.

Kinerja SUN 2011 sebagai motor utama RD Pendapatan Tetap

Selama 2011, obligasi pemerintah SUN mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Kenaikan pada 2011 ini melanjutkan sukses kenaikan pada tahun 2009 dan 2010 yang masing-masing naik 21,1 persen dan 22,4 persen.

Berbeda dengan kenaikan obligasi pemerintah SUN pada tahun 2009 dan 2010 yang dimotori oleh pembelian investor asing. Para investor asing membeli obligasi pemerintah SUN sebesar Rp 20 triliun pada tahun 2009 dan Rp triliun di tahun 2010. Di tahun 2011, investor asing tetap mencatatkan pembelian bersih (net buy) obligasi pemerintah SUN sebesar Rp 27 triliun, tetapi jumlah ini masih di bawah net buy yang dilakukan oleh BI (Bank Indonesia) sebesar Rp 43 triliun. Oleh karena itu, BI menjadi institusi yang paling aktif menjadi pembeli SUN di 2011. Pada tahun 2011 ini, bank dan reksa dana tercatat sebagai pihak yang mencatatkan penjualan terbesar obligasi pemerintah SUN yaitu masing-masing sebesar Rp 5 triliun dan Rp 4 triliun. Pada tahun 2011 ini, dana pensiun juga tercatat sebagai pihak yang mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 2 triliun.

Pada sisi lain, kenaikan obligasi pemerintah SUN pada 2011 ini mengkokohkan kinerja obligasi pemerintah Indonesia menjadi obligasi dengan kinerja terbaik di antara negara-negara utama Asia yaitu Cina (5 persen), Malaysia (5 persen), Thailand (5,1 persen), Korea Selatan (6,3 persen), Singapura (6,5 persen), dan Philipina (12,8 persen). SUN juga mencatkan kinerja terbaik di antara negara-negara utama Asia dalam hal rata-rata pertumbuhan dalam 8 tahun terakhir. Dalam kurun waktut tersebut, obligasi pemerintah SUN telah tumbuh sekitar 16 persen.


Faktor positif penggerak SUN di 2012

Sebagai underlying asset utama dari reksa dana pendapatan tetap, obligasi pemerintah SUN diprediksi tetap akan tumbuh positif pada 2012 ini. Ada tiga faktor yang diharapkan dapat mengangkat harga SUN.

Faktor pertama penggerak SUN di 2012 adalah dinaikkannya peringkat utang Indonesia oleh Fitch dan Moddy’s menjadi Peringkat Layak Investasi (Investment Grade Rating). Kenaikan peringkat ini terbukti telah menurunkan persepsi risiko Indonesia yang terefleksi dari turunnya CDS (Credit Default Spread), turunnya imbal hasil SUN dan meningkatnya arus modal asing. Dalam hal penurunan CDS, sehari setelah pengumuman peningkatan peringkat oleh Fitch pada 15 Desember 2012, CDS 5 tahun langsung turun 5 point. Secara keseluruhan CDS sebelum kenaikan peringkat oleh Fitch berada pada posisi 225, namun dengan kenaikan peringkat Indonesia oleh Moddy’s pada 18 Januari 2012, CDS Indonesia berada pada 190.

Prospeks SUN di 2012 juga akan cerah dengan mempertimbangkan kebijakan BI yang melakukan pembelian SUN dalam rangka menjaga kestabilan harga SUN. Kebijakan ini berdampak sangat positif terutama ketika pertengahan September 2011 ketika harga obligasi pemerintah SUN anjlok akibat arus dana keluar (outflow) yang besar berkait dengan krisis Eropa yang memburuk. Selain itu, kebijakan BI untuk membeli SUN ini dimaksudkan untuk menggantikan instrumen kebijakan moneternya dari SBI (Sertifikat Bank Indonesia) menjadi SUN.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com