Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balada Angelina, dari Apel Malang sampai "Politics Never Fair Play"

Kompas.com - 04/02/2012, 16:22 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Nama Angelina Sondakh yang akrab dipanggil Angie kini kembali tersiar di publik dengan status sebagai tersangka dalam kasus suap proyek Wisma Atlet di Jakabaring, Sumatera Selatan terhitung sejak Jumat (3/2/2012). Dulunya, anggota Komisi Pemuda dan Olahraga DPR RI Fraksi Demokrat itu sama sekali tak terdengar namanya dalam aksi "tilep uang" para anggota DPR RI di Senayan. Ia justru aktif di dalam kegiatan-kegiatan sosial dan menjadi duta untuk perlindungan satwa langka, orangutan.

Awal mimpi buruk bagi sang Putri Indonesia 2001 tersebut dimulai ketika rekannya Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin menguak satu demi satu rahasia partainya. Ini dilakukan Nazaruddin saat ia telah menjadi tersangka kasus suap Wisma Atlet itu. Dari Singapura saat pelariannya, 16 Juni 2011 lalu, Nazaruddin memberikan kejutan pertamanya pada Demokrat dan publik dengan menyerukan nama Angie bersama I Wayan Koster dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Mirwan Amir bermain dalam pusaran proyek tersebut. Ketiganya dituduh turut menikmati sebagian dana dari total proyek Wisma Atlet senilai Rp 191 miliar.

Pesan-pesan serupa juga terus dilancarkan Nazaruddin melalui BlackBerry Messenger kepada wartawan. Angie disebutnya menerima dana senilai Rp 9 miliar dari proyek itu. Alih-alih mengakui tudingan itu, Angie membantah Nazaruddin habis-habisan. Tak hanya Angie, para koleganya di Demokrat pun membantu menutupi dan membantah aib itu.

"Baik Nazar maupun Rosa tidak pernah bicara ke saya tentang Wisma Atlet. Bicara ke saya aja tidak pernah, apalagi saya minta, atau menerima. Ajaib banget gitu," bantah Angie. Kalimat hampir serupa sejak tahun lalu sering diucapkan Angie ketika ia dituding Nazaruddin.

Angie dan Cerita tentang Apel

Angelina Sondakh, lulusan dari Unika Atmajaya Jakarta, Fakultas Ekonomi Pemasaran ini tak dapat mengelak dari bom waktu kasus Suap Wisma Atlet tersebut. Setelah Nazaruddin tertangkap dan duduk di kursi panas sidang pengadilan Tindak Pidana Korupsi, nama Angelina berkali-kali didengungkan. Salah satu yang menarik perhatian publik adalah istilah-istilah khusus yang diciptakan Angie saat melakukan transaksi keuangan dengan orang kepercayaan Nazaruddin, Mindo Rosalina Manullang. Beberapa di antaranya istilah "apel malang", "apel washington", "semangka", hingga "pelumas". Semuanya memiliki arti sendiri.

Menurut Rosa, istilah "apel malang" berarti "uang rupiah", "apel washington" berarti "dollar AS", "pelumas" berarti "uang", demikian juga dengan arti "semangka" yang menunjukkan "permintaan dana". Ini diungkapkan Rosa saat bersaksi untuk Nazaruddin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (16/1/2012) lalu.

Menurut aktivis Indonesia Corruption Watch, Donald Fariz, Angelina boleh saja membantah tak terlibat kasus itu. Namun, Komisi Pemberantasan Korupsi, menurutnya, sudah cukup menjadikan keterangan Rosa sebagai ujung tombak untuk meruntuhkan alibi Angie dan mencari keterangan terkait pihak lainnya yang terlibat.

"Sudah hal lumrah tersangka kasus korupsi tidak mengakui kesalahannya. Kerja KPK dalam membongkar kasus tersebut tentu tidak boleh terhenti jika tersangka tidak mengakuinya. Angelina, dalam pandangan saya, dua alat bukti sudah terpenuhi yaknis kesaksian rosa serta alat bukti petuntuk berupa BBM," terang Donald saat dihubungi Kompas.com Sabtu (4/2/2012).

Ia juga menyebut tak hanya istilah BlackBerry Messenger yang diciptakan Angie yang bisa dijadikan bukti, keterangan Yulianis, yang juga orang kepercayaan Nazaruddin, menurut Donald, cukup menguatkan keterlibatan Angelina dalam kasus itu. Yulianis dalam kesaksiannya di persidangan kasus ini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (25/1/2012) mengungkapkan tenaga pemasar di perusahaan-perusahaan Nazaruddin biasa mendapatkan proyek pemerintah yang dibahas di DPR. Yulianis mengistilahkan upaya mendapatkan proyek pemerintah tersebut dengan istilah "menggiring proyek".

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Akan Ladeni Argumen Eks Karutan yang Singgung Kemenangan Praperadilan Eddy Hiariej

    KPK Akan Ladeni Argumen Eks Karutan yang Singgung Kemenangan Praperadilan Eddy Hiariej

    Nasional
    Menlu Retno Beri Penjelasan soal Tekanan agar Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel

    Menlu Retno Beri Penjelasan soal Tekanan agar Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel

    Nasional
    'One Way', 'Contraflow', dan Ganjil Genap di Tol Trans Jawa Sudah Ditiadakan

    "One Way", "Contraflow", dan Ganjil Genap di Tol Trans Jawa Sudah Ditiadakan

    Nasional
    Kakorlantas Minta Maaf jika Ada Antrean dan Keterlambatan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

    Kakorlantas Minta Maaf jika Ada Antrean dan Keterlambatan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

    Nasional
    KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

    KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

    Nasional
    Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

    Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

    Nasional
    Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

    Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

    Nasional
    PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

    PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Nasional
    PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

    PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

    Nasional
    Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

    Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

    Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

    Nasional
    Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

    Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

    Nasional
    PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik supaya 'Survive'

    PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik supaya "Survive"

    Nasional
    PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

    PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

    Nasional
    Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

    Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com