Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wa Ode Seruangan dengan 30 Tahanan

Kompas.com - 27/01/2012, 15:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Wa Ode Nurhayati, mengaku tidak mendapatkan perlakuan khusus selama berada di tahanan. Wa Ode yang menjadi tersangka kasus dugaan suap terkait pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, sejak Kamis (26/1/2012). Ia berada satu ruangan bersama 30-an narapidana lainnya.

"Penahanan berbarengan, ada tiga puluhan orang, tidak diperlakukan khusus," kata kuasa hukum Nurhayati, Wa Ode Nur Zaenab, yang dihubungi wartawan, Jumat (27/1/2012).

Nur Zaenab mengungkapkan, selama berada dalam tahanan, Wa Ode yang juga adik kandungnya itu mampu berbaur dengan tahanan lain tanpa merasa eksklusif.

"Beliau tidak merasa butuh diperlakukan khusus karena komunikasi dengan masyarakat biasa, tidak merasa eksklusif," ujarnya.

Wa Ode juga dalam kondisi sehat dan mencoba ikhlas menjalani masa tahanannya ini. "Beliau mencoba ikhlas, tahu itu risiko yang harus dihadapi sejak awal, itu risiko perjuangan, tidak merasa kecil hati," kata Nur Zaenab.

Namun, ia mengatakan, Wa Ode mengeluhkan tempat ibadah di rutan yang dianggapnya tidak kondusif.

"Karena sempit, untuk shalat agak kesulitan, butuh ketenangan," kata Nur Zaenab.

Wa Ode menjadi tersangka atas dugaan menerima pemberian berupa uang Rp 6 miliar terkait pengalokasian dana PPID di tiga kabupaten di Aceh, yaitu Pidie, Bener Meriah, dan Aceh Besar.

Pada Kamis malam, ia dibawa ke rutan dengan mobil tahanan dari Gedung KPK. Wa Ode menolak tanda tangani surat penahanannya ini. Menurut Nur Zaenab, penolakan itu dilakukan Wa Ode lantaran politikus Partai Amanat Nasional ini merasa tidak bersalah.

"KUHAP di Indonesia cuma ada satu, tidak bisa menetapkan seseorang melakukan penahanan, sementara hal yang dituduhkan ke tersangka tidak pernah ditanyakan. Mana alat buktinya? Paling tidak dikonfrontir," ucap Nur Zaenab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

    KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

    Nasional
    Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

    Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

    Nasional
    Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

    Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

    Nasional
    Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

    Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

    Nasional
    Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

    Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

    Nasional
    Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

    Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

    Nasional
    Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

    Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

    Nasional
    Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

    Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

    Nasional
    Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

    Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

    Nasional
    Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

    Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

    Nasional
    Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

    Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

    Nasional
    Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

    Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

    Nasional
    Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

    Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

    Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com