Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma...Narkoba itu Apa Sih?

Kompas.com - 27/01/2012, 09:52 WIB

Oleh : Dr.Andri,SpKJ *

Tadi sore, saya mendapatkan BBM dari teman seangkatan saat kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Ibu dari 3 anak ini bingung saat anaknya bertanya apa itu narkoba. Hal ini dipicu oleh seringnya berita tentang narkoba belakangan ini menyusul kasus tabrakan Xenia Maut yang pengemudinya ternyatata sedang dalam kondisi habis memakai narkoba.

Walaupun seorang dokter, ternyata teman saya ini kebingungan kira-kira kalimat yang cocok untuk menerangkan kepada si anak tentang apa itu narkoba. BBM itu yang akhirnya memicu saya untuk menuliskan artikel ini. Sebagai seorang psikiater, saya banyak mendapatkan pasien-pasien yang dulu pernah mencoba atau berhubungan dengan narkoba.

Walaupun itu sudah dilakukan saat masih masa kuliah dan bertahun-tahun yang lalu, seringkali efek narkoba ini masih terasa sampai sekarang, yang tentunya dalam bentuk kelainan sistem saraf di otak yang membuat pasien-pasien ini mengalami gejala-gejala gangguan kejiwaan. Balik ke pertanyaan teman saya masalah narkoba, tentunya saya akan mencoba membahasnya dari segi perkembangan anak seusia anak teman saya yang baru berusia 5 tahun itu.

Inisiatif Anak

Usia 2-6 tahun adalah fase di mana anak mulai berinisiatif untuk melakukan sesuatu termasuk di dalamnya bertanya sesuatu kepada orang tuanya. Fase ini ditandai dengan anak mulai mempunyai kemampuan motorik dan menjadi semakin terlibat dalam interaksi sosial dengan lingkungan sekelilingnya.

Sekarang mereka harus belajar untuk mendapatkan keseimbangan antara keinginan untuk berpetualang lebih jauh lagi dan belajar mengkontrol impuls dan fantasi-fantasi kekanakannya. Saat ini adalah saat anak mulai banyak bertanya tentang sesuatu hal tentang lingkungannya dan orang tua adalah tempat yang paling baik untuk bertanya selain gurunya di sekolah. Lalu bagaimana cara menerangkan kepada anak tentang sesuatu yang sulit misalnya seperti narkoba.

Asosiasi

Pikiran anak yang masih sederhana ditambah kemampuan bahasa yang masih awal dan baru mengenal sedikit kosa kata membuatnya seringkali sulit menerima penjelasan yang rumit ala dewasa. Untuk itu, lebih baik jika orang tua memberikan penjelasan lewat asosiasi-asosiasi yang berhubungan dengan apa yang ingin diterangkan oleh orang tua tersebut. Hal ini akan membuat anak lebih memahami tentang apa yang ingin dijelaskan oleh orang tua.

Untuk contoh kata “narkoba”. Orang tua bisa memilih suatu asosiasi yang bersifat strong word atau kata-kata yang tegas dan bermakna negatif. Misalnya "Narkoba itu seperti obat tetapi beracun nak, orang yang menggunakannya bisa mengalami kerusakan otak dan bisa membuatnya meninggal".

Lanjutan dengan kalimat ini  "Kalau otak kita rusak, maka kita gak bisa bermain, menonton TV, belajar di sekolah dan ketemu teman-teman. Gak enak kan sayang narkoba itu?"  Kata-kata berkonotasi negatif ini memang bertujuan untuk membuat anak mempunya konsep negatif tentang narkoba.

Menggunakan hal-hal yang anak senangi dan memberikan efek negatif penggunaan narkoba kepada hal-hal yang disenangi tersebut sebenarnya mempunyai tujuan memberikan efek larangan. Selanjutnya, orang tua bisa memberikan tambahan nasihat kepada anak "Kamu makanya harus hati-hati jika ada orang asing yang tidak kamu kenal menawarkan makanan atau minuman kamu tidak boleh menerimanya tanpa sepengetahuan mama/papa".

Anak usia 5 tahun memang sudah bisa dilarang atau diminta untuk tidak melakukan sesuatu. Kemampuannya untuk mengontrol impuls-impuls juga sudah mulai dikembangkan, tujuannya agar dia mampu menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang. Maka penggunaan kata-kata yang berkonotasi negatif sudah mulai bisa dilakukan untuk usia seperti ini.

Hal ini agar di kemudian hari pun si anak tetap mampu mengingat bahwa narkoba adalah sesuatu yang buruk dan harus dihindari. Tentunya semakin berkembang kemampuan daya pikir anak, penjelasan yang lebih rasional akan lebih bisa diterima.

Salam Sehat Jiwa
 
* Assistant of Associate Professor, Psychosomatic Medicine Specialist

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com