Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Kepresidenan Selesai Dirakit 2013

Kompas.com - 26/01/2012, 01:54 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia segera memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat jenis Boeing Business Jet 2 itu sudah selesai dirakit dan sudah diserahterimakan kepada perwakilan Pemerintah Indonesia. Pesawat kepresidenan itu ditargetkan bisa digunakan pada awal 2013.

Hal itu terungkap dalam rapat kerja Komisi II DPR dengan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1). ”Baru tanggal 20 Januari lalu, dilakukan serah terima green aircraft pada Pemerintah Indonesia. Kami kirimkan tim ke sana (Seatle, Amerika),” kata Sudi, menjawab pertanyaan sejumlah anggota Komisi II.

Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Lambock V Nahattand menambahkan, pesawat pesanan itu sudah diuji kelaikan terbangnya oleh ahli. Namun, pesawat tersebut belum bisa sepenuhnya diserahterimakan karena Pemerintah Indonesia menginginkan tambahan tangki bahan bakar menjadi empat unit.

”Sekarang ini tangkinya baru satu,” ujarnya. Penambahan tangki bahan bakar itu ditargetkan selesai April mendatang.

Setelah badan pesawat diserahterimakan, pemerintah akan melanjutkan dengan pengadaan interior kabin. Selain itu, pesawat yang merupakan salah satu varian Boeing 737 itu akan dipasangi sistem pengamanan.

Sudi menegaskan, pembelian pesawat kepresidenan sudah disepakati oleh semua anggota DPR. Oleh karena itu, Mensesneg memastikan tidak akan ada pelanggaran kesepakatan yang sudah diambil antara pemerintah dan DPR.

Bahkan menurut Lambock, pemerintah sudah berusaha menekan harga pesawat pesanannya. Anggaran pembelian pesawat dialokasikan sebesar Rp 535 miliar, tetapi realisasi anggaran yang digunakan hanya Rp 526 miliar. Pemerintah bisa menghemat anggaran pembelian pesawat hingga lebih dari Rp 9 miliar.

Ketua Kelompok Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Komisi II Arif Wibowo meminta pemerintah untuk lebih efisien dalam penggunaan anggaran pengadaan pesawat kepresidenan. Pemerintah diharapkan masih bisa menekan anggaran, dengan mencari biaya yang bisa dihemat. (NTA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com